Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Vietnam menampik pandangan dari Departemen Keuangan AS bahwa negara itu merupakan manipulator mata uang.
Dalam sebuah pernyataan, regulator mengatakan pihaknya tidak menggunakan nilai tukarnya untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak adil dalam perdagangan internasional.
Sebelumnya, dalam laporan kebijakan valuta asing akhir pemerintahan Donald Trump, Departemen Keuangan AS menyebut Swiss dan Vietnam sebagai manipulator mata uang untuk pertama kalinya, sambil tetap mengawasi China.
Penunjukan manipulator tidak memiliki konsekuensi langsung khusus di luar efek pasar jangka pendek. Namun undang-undang mengharuskan administrasi untuk terlibat dalam pembicaraan guna mengatasi ketidakseimbangan nilai tukar.
Ancaman hukumannya termasuk pengecualian dari kontrak pemerintah AS setelah satu tahun.
"Manajemen nilai tukar Vietnam dalam beberapa tahun terakhir berada dalam kerangka umum kebijakan moneter dan bertujuan untuk mencapai tujuan yang konsisten dalam mengendalikan inflasi, menstabilkan ekonomi makro dan tidak menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak adil bagi negara," kata Bank Negara Vietnam, dilansir Bloomberg, Kamis (17/12/2020).
Baca Juga
Dong Vietnam diperdagangkan pada 23.127 per dolar, sedikit berubah dari kemarin. Indeks acuan VN saham Vietnam turun 1 persen pada pukul 9:22 waktu setempat dan bersiap untuk penurunan terbesar dalam sebulan.
Penyataan itu juga mengatakan surplus perdagangan Vietnam dengan AS dan surplus neraca berjalan adalah hasil dari berbagai faktor yang terkait dengan kekhasan ekonomi Vietnam.
Pembelian mata uang asing oleh bank sentral baru-baru ini adalah untuk memastikan kelancaran pasar valuta asing dalam konteks pasokan mata uang asing yang melimpah.
"Hal ini juga berkontribusi pada stabilitas makroekonomi dan pada saat yang sama memperkuat cadangan devisa yang berada pada level yang rendah dibandingkan dengan negara lain di kawasan untuk memperkuat keamanan moneter dan keuangan nasional," lanjutnya.
Bank sentral akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga pemerintah untuk menanggapi kekhawatiran AS untuk keuntungan bersama kedua negara.
"Vietnam sangat mementingkan hubungan ekonomi-perdagangan yang stabil dan berkelanjutan dengan AS," katanya.