Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan melaporkan transaksi Trade Expo Indonesia ke-35 Virtual Exhibition (TEI-VE) 2020 mencapai US$1,2 miliar sampai 10 Desember 2020. Nilai ini melampaui target awal yang yakni US$1 miliar.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menjelaskan TEI VE menghadirkan 690 exhibitors atau pelaku usaha sukses dan 7.459 buyers. Para buyers tersebut meliputi 3.352 buyers dari 127 negara mitra dagang dan 4.107 pembeli lokal.
Adapun dari total transaksi dengan negara mitra dagang, nilai transaksi dengan China menempati posisi pertama dengan nilai US$505,1 juta yang kemudian disusul Jepang dengan nilai US$224,20 juta.
Posisi keduanya berturut-turut disusul oleh Mesir dengan nilai US$147,20 juta, Australia US$95,42 juta, Malaysia US$21,40 juta, Belanda US$19,34 juta, dan Filipina US$16,01 juta.
“Selama berjalannya TEI kali ini, memang ada beberapa tantangan yang dihadapi, baik dari sisi eksportir maupun buyers, termasuk penyelenggara TEI. Namun, hal itu tidak mematahkan semangat kita untuk terus meningkatkan ekspor di masa pandemi,” kata Agus, Jumat (11/12/2020).
Agus tak memungkiri jika gelaran TEI kini tidak mendulang nilai transaksi sebagaimana tahun lalu yang menembus US$10,96 miliar.
Baca Juga
Namun dari sisi penyelenggaraan yang berlangsung virtual, dia mengklaim nilai transaksi ini masuk dalam jajaran terbesar dalam penyelenggaran pameran dagang virtual di Asia.
“Ke depan, pada 2021 kita masih akan menghadapi masa sulit karena pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi di hampir seluruh negara dunia, termasuk Indonesia. Untuk itu, diharapkan hasil yang diperoleh TEI kali ini dapat terus berkelanjutan, di samping juga kami terus berupaya meningkatkan terobosan peningkatan ekspor nonmigas,” ujarnya.
Dari total total transaksi prospektif US$1,2 miliar, Agus mengemukakan nilai terdiri atas transaksi barang dan jasa, maupun investasi.
Transaksi barang dan jasa tercatat senilai US$1,1 miliar yang meliputi nilai MoU barang dan jasa US$967,13; transaksi harian US$124,75 juta; dan business matching US$435.280.
Sebaliknya, transaksi investasi mencatatkan nilai US$110 juta dengan dua negara, yaitu Jepang sebesar US$100 juta untuk produk palm oil mill effluents-POME dan Mesir sebesar US$10 juta untuk pabrik joint venture.