Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan Indonesia dan Taiwan menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) senilai US$114,04 juta atau setara Rp1,78 triliun di sektor jasa dan investasi untuk penyimpanan dan penyerapan karbon.
Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Arif Sulistiyo menyampaikan, penandatanganan nota kesepahaman melibatkan 7 perusahaan dari Taiwan dan 8 perusahaan dari Indonesia.
“MoU ini diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pengembangan bisnis dan ekspansi kedua belah pihak di berbagai sektor,” kata Arif dalam rangkaian agenda Trade Expo Indonesia (TEI) 2024, dikutip Sabtu (12/10/2024).
Menurutnya, kerja sama ini dapat membuka peluang baru dan menciptakan sinergi yang menguntungkan bagi kedua pihak. Oleh karena itu, dia mengatakan, kolaborasi strategis untuk menggenjot perekonomian kedua negara menjadi sangat penting.
Dari sisi ekonomi dan investasi, Arif menilai bahwa Indonesia dan Taiwan bukanlah kompetitor, melainkan pelengkap. Sehingga, kolaborasi strategis sangat diperlukan untuk mendorong kemajuan ekonomi kedua pihak.
Sebagai informasi, Indonesia Business and Networking Dinner digelar untuk mempertemukan para pembeli potensial Taiwan dan pemasok Indonesia, serta memperkuat hubungan dagang dan investasi antar kedua negara.
Baca Juga
Adapun, total perdagangan kedua negara hingga Agustus 2024 tercatat mencapai US$7,10 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Taiwan mencapai US$4,45 miliar, sedangkan impor Indonesia dari Taiwan sebesar US$2,65 miliar.
Sementara itu, berdasarkan angka sementara, nilai transakasi dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 mencapai US$22,73 miliar atau melampaui target sebesar US$15 miliar. Secara terperinci, transaksi barang dan jasa mencapai US$19,69 miliar dan investasi sebesar US$3,4 miliar.
“Capaian ini melebihi [target], karena target kita adalah US$15 miliar, jadi target US$15 miliar, tercapai US$22,73 miliar,” ungkap Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam closing ceremony TEI ke-39, Sabtu (12/10/2024).
India menjadi negara dengan nilai transaksi terbesar dalam TEI ke-39, yakni mencapai US$7,46 miliar, disusul Vietnam US$3,67 miliar, Belanda US$2,76 miliar, Filipina US$2,2 miliar, dan Mesir US$623 juta.