Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terus berupaya meningkatkan kegiatan penelitian yang dapat menghasilkan inovasi untuk memperkuat daya saing industri nasional. Salah satu implementasinya yakni menciptakan ekosistem usaha.
Hal itu akan didukung dengan fasilitas yang disediakan LIPI seperti ruang kantor, fasilitas produksi, fasilitas pendampingan, dan konsultan teknologi. Pada prinsipnya manajemen LIPI ingin menurunkan hambatan usaha pada industri Tanah Air.
Di samping itu secara berkala LIPI juga melakukan pelatihan-pelatihan seperti desain kemasan, penulisan paten, juga melakukan temu bisnis.
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan LIPI selalu terbuka untuk kolaborasi dengan akademisi, dunia industri dan swasta baik dalam bentuk kolaborasi riset maupun penggunaan sarana dan prasarana infrastruktur riset.
Sebagai salah satu upaya mewujudkan kolaborasi tersebut, LIPI membuka lebar layanan laboratorium riset untuk industri untuk menjembatani lembaga riset dan dunia industri yang pada akhirnya dapat meningkatkan frekuensi dan efektifitas inovasi kolaborasi, serta memastikan hasil komersialisasi yang kuat dari upaya kolaborasi tersebut.
Handoko menerangkan, saat ini riset sangat berbeda karakternya dengan riset pada tahun 1960-1980an. Riset sekarang semakin kompleks dan semakin lintas disiplin, begitupun dengan dunia bisnis khususnya dalam konteks pengembangan produk.
Baca Juga
"Pasar terbuka bebas, LIPI pun membuka diri. Selama ini dunia riset di Indonesia serta industri belum begitu maju. Untuk mengatasi hal itu, LIPI melakukan terobosan yaitu seluruh infrastruktur di LIPI, SDM maupun peralatannya dapat digunakan bersama, boleh siapa saja dan terbuka untuk siapa saja," katanya melalui siaran pers yang dikutip, Kamis (10/12/2020).
Handoko mengatakan bahwa dengan keterbukaan tidak hanya utilisasi, peralatan riset menjadi lebih tinggi kualitasnya tetapi juga tercipta relasi yang lebih alami dan cair antara pihak yang membutuhkan solusi dengan pihak yang memiliki alternatif serta solusi problem melalui riset-riset ilmiah.
Dengan membuka diri semua bisa bekerja dalam suasana tanpa birokrasi yang rumit. Ekosistem yang ramah inovasi, ekosistem yang ramah kreativitas, dan ekosistem yang ramah kolaborasi akan tercipta. Dalam hal ini di LIPI yang memegang tanggung jawab menangani infrastruktur fisik ada di PPII.
"LIPI masih terus membangun sampai dua tahun ke depan dengan investasi sedemikian besar akan menjadi aset yang luar biasa bagi masyarakat dan semua kalangan. Kita harus tetap semangat, tetap pada filosofi kita harus membuka semua kepakaran yang ada, tidak pelit berbagi, dengan berbagi itulah kontribusi minimal yang bisa diberikan kepada lingkungan," ujar Handoko.
Koordinator Laboratorium Riset PPII LIPI, Rifki Sadikin mengatakan layanan infrastruktur riset LIPI yang dapat digunakan masyarakat yakni lab pengujian dan karakterisasi terintegrasi.
Layanan ini bisa diakses melalui http://elsa.lipi.go.id, karena layanan ini berbasis web maka dapat diakses dimanapun dan dapat di telusuri keberadaan ajuan layanan yang disampaikan karena memiliki fungsi tracking.
Perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Utama Kajo mengatakan tentunya menjadi kekuatan yang luar biasa jika industri bisa memanfatkan semua fasilitas lab LIPI untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi yang positif.
Pasalnya, jika invensi tidak dikerjasamakan dengan komersialisasi tidak jadi inovasi yang bermanfaat bagi perekonomian negara. "Kolaborasi adalah sinergi saling percaya untuk satu tujuan kebangkitan ekonomi bangsa dan kejayaan negara," katanya.