Bisnis.com, JAKARTA - Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi dalam survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) tercatat membaik pada November 2020.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November 2020 tercatat sebesar 92,0. Meski masih dalam zona pesimis, indeks tersebut meningkat tinggi jika dibandingkan dengan Oktober 2020 yang tercatat sebesar 79,0.
Peningkatan IKK tersebut terutama didorong oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terhadap kondisi ekonomi dalam 6 bulan kedepan, terutama pada komponen ekspektasi kegiatan usaha dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai peningkatan ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan kedepan ditopang oleh perkembangan vaksin dari beberapa perusahaan farmasi global yang menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi. Hal ini mendorong optimisme bahwa proses vaksinasi akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Optimisme vaksinasi tersebut meningkatkan keyakinan bahwa herding immunity akan terjadi sehingga aktivitas perekonomian akan cenderung terus membaik yang pada akhirnya mendorong pemulihan ekonomi baik dari sisi permintaan dan penawaran," katanya kepada Bisnis, Selasa (8/12/2020).
Dalam survei tersebut, terindikasi peningkatan IKK yang signifikan merupakan konsumen dengan pengeluaran di atas Rp5juta atau dapat dikategorikan sebagai konsumen kelas menengah dan atas.
Baca Juga
Di sisi lain, masyarakat berpenghasilan rendah juga mengalami peningkatan IKK ditopang oleh realisasi penyerapan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN), terutama penyaluran program perlindungan sosial.
Meski IKK cenderung meningkat, Josua mengatakan mengingat level IKK pda November 2020 belum mencapai level 100, maka keyakinan konsumen belum kembali ke level normal.
Sementara dari sisi penawaran, aktivitas manufaktur yang kembali dalam fase ekspansi juga mengindikasikan peningkatan kapasitas produksi sejalan dengan mulai meningkatnya permintaan.
Menurutnya, peningkatan IKK yang signifikan akan terjadi jika proses produksi dan pendistribusian vaksin di Indonesia dapat berjalan dengan baik dan dapat menekan penyebaran kasus Covid-19 secara signifikan.
"Serta [vaksin Covid-19] dapat mendorong terciptanya herding immnunity dan pemulihan aktivitas ekonomi yang lebih signifikan lagi," jelasnya.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan peningkatan optimisme konsumen ini juga selaras dengan membaiknya beberapa indikator data ekonomi.
Pertama, indikator PMI yang kembali berada pada level ekspansif, setelah pada bulan sebelumnya kembali terjatuh ke level kontraktif. Kedua, peningkatan inflasi pada November yang mengindikasikan meningkatnya permintaan.
Selain itu, karena selesainya PSBB ketat yang sempat terjadi di September dan Oktober, peningkatan permintaan ini juga disebabkan karena beberapa bantuan pemerintah seperti subsidi gaji dan bantuan UMKM untuk periode ke-2 yang disalurkan pada November sehingga pada akhirnya menambah optimisme konsumen.
Namun demikian, Yusuf memprediksi IKK belum akan mencapai level optimis pada Desember 2020 ini meski vaksin Covid-19 sudah didatangkan karena masih diperlukan waktu, baik untuk di uji lab oleh BPOM dan juga pendistribusian.
Dia menilai, dampak dari vaksin ini sendiri paling cepat akan dirasakan pada semester awal tahun 2021.
"Belum lagi upaya pemerintah dalam memastikan vaksin yang didatangkan merupakan vaksin yang aman dan sudah sesuai dengan standar WHO, ini penting khususnya dalam menarik kepercayaan kelas menengah atas," katanya.