Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dorong Pariwisata, Filipina Akan Subsidi Biaya Tes Covid-19 untuk Pelancong

Langkah ini bertujuan untuk mendorong industri pariwisata yang tertekan selama pandemi Covid-19.
SM Mall of Asia, pusat perbelanjaan terbesar di Bay City, Manila/Bloomberg
SM Mall of Asia, pusat perbelanjaan terbesar di Bay City, Manila/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Filipina berencana memberikan subsidi untuk tes Covid-19 bagi wisatawan yang datang ke negara tersebut.

Langkah ini bertujuan untuk mendorong industri pariwisata yang tertekan selama pandemi Covid-19 dan secara bertahap membuka kembali wisata untuk kalangan domestik.

Dilansir Bloomberg, Menteri Pariwisata Filipina Bernadette Romulo-Puyat mengatakan pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menanggung hingga 50 persen biaya swab test Covid-19 bagi wisatawan dalam wawancara dengan ABS-CBN News Channel.

Ia mengatakan subsidi ini berupa voucher perjalanan untuk tes bersubsidi dari Rumah Sakit Umum Filipina yang dikelola pemerintah di Manila yang akan diberikan kepada wisatawan. Namun, ia tidak merinci siapa saja yang dapat memenuhi syarat.

“Kami ingin orang-orang bisa bepergian, terutama pada musim Natal kali ini. Biayanya mahal, tetapi kami tidak dapat menghapus persyaratan untuk pengujian sebelum bepergian,” ungkapnya dalam wawancara, Selasa (1/12/2020), seperti dikutip Bloomberg.

Filipina sebelumnya menetapkan batasan harga untuk swab test Covid-19 di tengah keluhan disparitas harga yang selangit.

Menteri Kesehatan Francisco Duque mengatakan harga batas atas untuk tes real-time reverse transcription polymerase chain reaction atau uji RT-PCR dipatok 5.000 peso (Rp1,47 juta) di rumah sakit swasta dan 3.800 peso (Rp1,12 juta) di laboratorium pemerintah.

Sebelum penetapan batas atas ini, beberapa pusat pengujian mengenakan tarif hingga 13.000 peso (Rp3,82 juta) untuk satu kali pengujian.

Departemen pariwisata juga akan menyeragamkan persyaratan untuk masuk ke tujuan wisata, karena protokol perjalanan yang berbeda yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dianggap membingungkan.

Sektor pariwisata Filipina menyumbang 12,7 persen dari output ekonomi tahun lalu. Filipina kini melonggarkan pembatasan pergerakan untuk meningkatkan ekonomi yang tengah jatuh ke jurang resesi.

Meskipun infeksi harian telah menurun selama tiga bulan pada bulan November, negara ini masih dilanda wabah terburuk kedua di Asia Tenggara, dengan 431.000 kasus tercatat pada hari Senin (30/11/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper