Bisnis.com, JAKARTA – Perum Bulog memastikan tetap menjaga stok cadangan beras pemerintah (CBP) di volume yang telah diamanatkan meskipun produksi pada akhir tahun cenderung terbatas karena masih dalam tahap masa tanam.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin tak memungkiri jika stok CBP saat ini berada di posisi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yakni 1,1 juta ton.
Meski demikian, dia mengatakan volume tersebut masih berada dalam posisi aman karena berada dalam rentang cadangan yang diamanatkan pemerintah yaitu 1 sampai 1,5 juta ton.
“Kami sejauh ini merujuk ke data BPS dan terlihat bahwa harga beras cenderung stabil meski masa paceklik produksi. Hal ini menunjukkan bahwa stok di masyarakat memadai, jadi acuan tidak hanya posisi stok di Bulog saja,” kata Awaluddin saat dihubungi, Senin (30/11/2020).
Dia mengemukakan kondisi pasokan yang aman juga tecermin dari tugas penyerapan yang masih berjalan sampai saat ini.
Penyerapan oleh Bulog mengacu pada harga pembelian pemerintah dalam Permendag Nomor 24/2020 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah atau Beras yang memberi sinyal bahwa harga beras di petani masih dalam kondisi stabil.
Baca Juga
“Di beberapa sentra produksi seperti Lampung, penyerapan masih berlangsung. Karena Bulog menyerap dengan harga acuan, ini menunjukkan bahwa harga beras masih stabil,” lanjutnya.
Realisasi penyerapan Bulog sampai saat ini tercatat mencapai 1,23 juta ton. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan November 2019 yang hanya mencapai 1,14 juta ton.
Selain merujuk pada realisasi pengadaan, penyaluran melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) pun disebut Awaluddin turut menjadi rujukan.
Dia mengatakan penjualan beras Bulog melalui KPSH yang tinggi merefleksikan bahwa kebutuhan di konsumen tinggi, tetapi untuk saat ini penjualan disebutnya berjalan normal.