Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) berharap rencana pembangunan kota metropolitan di wilayah sekitar jangan sampai mengganggu aktivitas logistik dari dan ke Pelabuhan Patimban.
Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki N. Hanafi mengatakan Pelabuhan Patimban secara hinterland bukan hanya melayani Jawa Barat, tetapi sebagian Jawa Tengah dengan hadirnya industrial estate yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah di daerah Batang.
"Oleh sebab itu, penetapan lokasinya [penlok] sebagai wilayah metropolitas menjadi sangat penting, jangan seperti di Priok, kita agak repot kini untuk membenahinya," kata Yukki dalam siaran pers, Selasa (24/11/2020).
Menurutnya, apabila sudah ada akses tol langsungnya dari dan ke Patimban maka jarak tempuhnya lebih singkat. Efisiensi bukan hanya dari sisi logistik itu sendiri, tetapi juga terhadap penggunaan bahan bakar minyak solar angkutan/truk logistiknya.
Dia mengatakan, kolaborasi antara Tanjung Priok dan Patimban menjadi hal penting untuk mendongkrak performance logistik di tanah air pada tingkat Asean, seperti yang dilakukan Tanjung Pelepas dan Singapura.
Apalagi, imbuh Yukki, kompetisi layanan logistik akan semakin ketat dan sengit karena pada tahun 2025 akan memasuki Asean Connectivity.
Baca Juga
Kendati begitu, kata dia, biaya logistik di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten sudah 13 persen terhadap Gross Domestic Product (GDP) sehingga sebetulnya sudah lebih efisien, dan diharapkan secara nasional bisa single digit dengan beroperasi Patimban.
Dia menuturkan kehadiran pelabuhan Pelabuhan Patimban bukan sekedar untuk mendorong economic of scale tetapi juga menjadi economic of speed dalam melayani pengguna jasanya.
Apalagi, imbuhnya, Presiden Jokowi telah menerbitkan Inpres National Logistic Ecosystem (NLE) pada bulan Juni lalu sebagai percepatan digitalisasi logistik.