Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah maskapai nasional mulai melakukan persiapan operasional untuk mengantisipasi erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta yang saat ini sudah mengalami guguran tebing lava.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan sudah memiliki prosedur standar untuk menghadapi situasi sejenis. Prosedur tersebut akan dijalankan pada saat menghadapi kondisi erupsi Merapi, yang sudah dialami beberapa kali.
“Dalam menghadapi situasi yang sama, SOP-nya sudah ada dan tinggal dieksekusi,” ujarnya, Senin (23/11/2020).
Sementara itu Tim Corporate Communication Sriwijaya Air mengatakan saat ini fokus perusahaan masih untuk mempersiapkan operasional pesawat menjelang Natal dan Tahun Baru. Kendati demikian, perihal erupsi juga menjadi salah satu persoalan yang tetap dipantau untuk menentukan langkah antisipasi.
Menurut tim, langkah antisipasi yang dilakukan akan didasarkan pada luasnya dampak erupsi. Termasuk kemungkinan akan adanya pengalihan rute apabila memang dimungkinkan seperti saat perpindahan rute semula dari Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo yang dialihkan ke Bandara Adi Soemarmo di Solo.
Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyebutkan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami guguran tebing lava lama berdasarkan pengamatan pada Minggu (22/11/2020).
Baca Juga
Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava pada 1954 yang berada di dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.
"Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi. Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik," kata Hanik dalam siaran pers.
Setelah statusnya ditetapkan menjadi Siaga sejak 5 November 2020, hingga saat ini aktivitas kegempaan di Gunung Merapi tercatat masih cukup tinggi.