Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Domestik Diklaim Masih Bisa Berkelit dari Pandemi Covid-19

Sejumlah sektor industri manufaktur dinilai masih bisa menunjukkan giginya kendati mendapat tekanan dari pandemi Covid-19.
Kunjungan Menteri Perindustrian dalam rangka meninjau penerapan protokol kesehatan di lingkungan pabrik dan pelaksanaan Izin Operasionalitas dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). Kemenperin
Kunjungan Menteri Perindustrian dalam rangka meninjau penerapan protokol kesehatan di lingkungan pabrik dan pelaksanaan Izin Operasionalitas dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI). Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA - Industri manufaktur Indonesia dinilai masih bisa menunjukkan kekuatannya sebagai penopang perekonomian nasional, kendati mendapatkan hantaman dari pandemi Covid-19.

Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kemeterian Perindustrian Dody Widodo mengatakan, hal itu tercermin dari adanya beberapa sektor industri justru mengalami peningkatan di atas 10 persen.

“Meskipun sebagian besar berada dinilai minus, namun beberapa di antaranya, bahkan industri kimia, farmasi dan obat tradisional tercatat tumbuh 14,96 persen selama kuartal III,” katanya seperti dikutip dari siaran persnya, Jumat (20/11/2020).

Dia melanjutkan, industri lain yang mengalami peningkatan, meskipun berada di angka yang lebih kecil adalah industri logam sebesar 5,19 persen dan industri pengolahan seperti jasa reparasi, pemasangan mesin dan peralatan sebesar 1,15 persen.

“Industri makanan dan minuman sebenarnya di awal pandemi juga tumbuh baik, namun di kuartal III mengalami penurunan,” katanya.

Di sisi lain, kinerja yang membahagiakan selama pandemi adalah kinerja ekspor sejumlah produk manufaktur yang mencatatkan hasil positif.

Tercatat ada lima sektor industri dengan nilai ekspor terbesar, diantaranya makanan dan minuman dengan nilai US$21,38 juta, logam dasar senilai US$16,96 juta, kimia, farmasi dan obat tradisional US$9,54 juta, barang dari logam, elektronik, optic dan peralatan listrik senilai US$9,11 juta serta tekstil dan pakaian jadi senilai US$8,01 juta. 

Sementara Purchasing Managers Index (PMI), indikator ekonomi yang diperoleh dari survei bulanan perusahaan sektor swasta menyatakan meskipun sempat terpuruk, namun secara keseluruhan kondisi Indonesia masih lebih kokoh di banding negara lain di tingkat Asean.

“Alhamdulillah meskipun sempat jatuh, Indonesia pelan-pelan mulai meningkat khususnya di bulan Agustus yang menyentuh angka 50,8. Meskipun sempat turun lagi di September dan Oktober,” kata Dody.

Dia pun meyakini kinerja sektor industri domestik akan kembali pulih kendati masih berada di dalam ancaman wabah Covid-19.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper