Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Agribisnis, Pangan, dan Kehutanan Franky Oesman Widjaja mengatakan ada sejumlah hal yang menjadi penentu kesuksesan sebuah negara dalam rantai pangan dunia.
Kunci sukses pertama adalah menciptakan ekosistem dan bisnis model yang kondusif, yakni inclusive close loop model. Menurutnya bisnis model ini sudah terbukti dalam penerapan working group bidang agribisnis yang diterapkan Kadin bersama PISAgro.
PISAgro atau Asosiasi Kemitraan Pertanian Berkelanjutan Indonesia sendiri merupakan inisiatif yang dilakukan tujuh perusahaan sektor swasta, termasuk Grup Sinarmas, Group Indofood, dan Group Unilever.
Dia menuturkan, melalui pendampingan working group PISAgro pihaknya berhasil melakukan pendampingan kepada 1 juta petani sehingga produktivitas petani naik antara 40—76 persen dan pendapatan naik antara 50—200 persen tergantung komoditasnya.
“Pendampingan tersebut bisa berhasil karena menggunakan modul inclusive closed loop mulai dari pelatihan, akses terhadap bibit unggul dan pupuk yang tepat, dan praktik pertanian yang baik,” tutur Frankie dalam Jakarta Food Security Summit 5 yang ditayangkan via daring, Rabu (18/11/2020)
Selain itu, model bisnis inclusive close loop juga membuka akses petani kepada pendanaan, memberikan jaminan pembelian hasil produksi oleh perusahaan yang melakukan pendampingan secara konsisten, serta literasi keuangan dan pemanfaatan teknologi.
Baca Juga
“Kenapa Indonesia melalui sawit bisa jadi produsen dunia, Thailand dengan beras bisa jadi pemasok beras dunia, Vietnam juga dengan berasnya, karena memilih model bisnis yang tepat,” tutur pria yang juga Presiden Komisaris PT Sinar Mas Agro Resources dan CEO Golden Agri Resources ini.
Kemudian, kunci sukses kedua adalah perlunya dukungan pemerintah dari segi kebijakan dan mendorong bisnis model yang kondusif untuk produk-produk yang diunggulkan seperti holtikultura, rumput laut, lobster, dan lainnya.
Frankie juga mengapresiasi pemerintah yang telah mengesahkan UU Cipta Kerja yang menurutnya sangat dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan industri pangan dan sektor pengelolaannya.
“Industri pangan dan pengolahan yang mempekerjakan 55 juta pekerja dari 128 juta pekerja di seluruh Indonesia bisa memanfaatkan momentum [UU Ciptaker] ini dan berkontribusi terhadap pertumbuhan GDP, [gross domestic product]” kata dia.
Selanjutnya, kunci sukses ketiga yakni adanya koperasi petani untuk mendapatkan skala ekonomi dan menciptakan food estate yang dapat direplikasi. Dia mencontohkan koperasi sukses di Eropa, Rabobank, yang awalnya dari koperasi petani.
Lalu kunci sukses keempat dan kelima, tutur Frankie, adalah membangun rantai pasok yang terintegrasi (integrated supply chain) dan kerja sama banyak pihak (public private partnership) dengan koperasi petani.
“Sehingga depannya industri pangan dan pengolahannya dapat berkontribusi US$1 triliun berikutnya untuk GDP Indonesia dengan mempekerjakan lebih dari 55 juta pekerja,” pungkas dia.