Bisnis.com, JAKARTA – Pembukaan bioskop-bioskop di Indonesia diharapkan kian meluas supaya dapat memberikan angin segar kepada para pelaku usaha di industri hiburan layar lebar.
Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafrudin mengatakan hal tersebut dapat kembali melebarkan pasar bioskop sehingga menarik minat penyuplai untuk memasukkan film ke industri layar lebar Indonesia.
"Pelaku bioskop mengharapkan sebanyak mungkin bioskop buka. Supaya pasarnya melebar dan suplai film masuk. Kalau pasarnya kecil, kan suplier film masih mikir-mikir?" ujar Djonny kepada Bisnis.com, Rabu (18/11/2020).
Dia menjelaskan setidaknya perlu dilakukan pembukaan terhadap 75 persen bioskop secara nasional agar suplai film berjalan. Adapun, lanjut Djonny, saat ini jumlah bioskop yang buka belum sampai 30 persen dari total 407 bioskop di Tanah Air.
Sejumlah bioskop yang dibuka antara lain CGV di 19 lokasi, XXI 60 lokasi, dan Cinepolis sebanyak 15 lokasi. Saat ini, kata Djonny, pelaku industri berupaya mendorong perluasan pembukaan bioskop.
Selain mendorong banyaknya bioskop untuk dibuka, Djonny juga meminta produsen nasional memasukkan film dalam negeri dengan jumlah sekitar 130 film ke bioskop.
"Dengan demikian, ada sinergi nanti antara supply and demand-nya. Namun, sampai dengan saat ini belum satu pun film-film nasional yang masuk," kata Djonny.
Selain itu, dia berharap film James Bond dan kawan-kawan bisa kembali masuk ke Indonesia pada Maret 2021. Saat ini, bioskop hanya memutar film-film impor lama.