Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Andrinof Chaniago masih ingat betul keinginan presiden terkait dengan sumber daya alam mentah (SDA).
Sejak awal menjabat sebagai kepala negara hingga beberapa minggu lalu, Jokowi selalu mengeluhkan pada Andrinof soal SDA mentah. Ekspornya tak terbendung, menurut Presiden Jokowi.
“Artinya keinginan hati nurani presiden konsisten tidak berkenan. Tetapi kenapa terus terjadi? memang kekuatan strukturalnya tidak cukup hanya dihadapi oleh presiden,” katanya pada diskusi virtual, Jumat (13/11/2020).
Andrinof mencontohkan bahwa masalah utama pada produksi batu bara Indonesia adalah 80 persen dijual ke China, India, dan negara Asia Timur lainnya. Padahal harusnya produksi dikurangi dan fokus pada hilirisasi. Dengan begitu juga mendukung industri ramah lingkungan.
Saat menjadi Menteri PPN, Andrinof menjelaskan bahwa berupaya menurunkan produksi batu bara Indonesia. Ini dia cantumkan pada rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019. Di situ, produksi batu bara ditargetkan ada penurunan dari 550 juta ton menjadi 400 juta ton.
“Tapi apa yang terjadi? Tetap produksinya naik. Bahkan ada kawan menteri itu kirim surat ke Menteri Bappenas yang saat itu bukan saya lagi untuk diubah RPJMN tentang kuota,” jelanya.
Baca Juga
Andrinof menuturkan bahwa kalangan internal Bappenas mengajak dia berdiskusi masalah tersebut. Dia lalu meyakinkan Menteri PPN yang saat itu sudah dikepalai Bambang Brodjonegoro.
Bambang mengikuti permintaan Andrinof dengan menolak surat tersebut. Akan tetapi kenyataannya berbalik.
“Dibuat Permen [peraturan menteri] oleh kawan kita itu yang kemarin dapat [Penganugerahan Tanda] Bintang Mahaputra,” ucapnya.
Adapun, sosok yang dimaksud Andrinof menerima Tanda Bintang Mahaputra tersebut adalah Ignasius Jonan.