Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) optimistis industri batu bara dalam negeri dan global masih positif ke depan di tengah ketidakpastian ekonomi global ini.
Menurut Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia, optimisme tersebut didukung oleh tren harga batu bara yang mulai menunjukkan kenaikan.
Di sisi lain, ia melihat pasar ekspor untuk batu bara Indonesia ke China juga masih prospektif seiring adanya inisiatif pemerintah untuk membuka peluang pasar yang lebih luas di China.
"Saat ini pemerintah Indonesia dan China sedang berdiskusi untuk bagaimana meningkatkan ekspor batu bara Indonesia ke China. Dalam beberapa minggu ke depan akan ada pertemuan G-to-G (government to government) high level meeting di China. APBI mendukung inisiatif tersebut. Kami optimisti ekspor batu bara Indonesia akan positif ke depan," ujar Hendra dalam webinar, Selasa (10/11/2020).
Selain itu, Hendra juga melihat Asia Tenggara sebagai pasar yang cukup potensial untuk batu bara Indonesia dalam jangka waktu panjang. Asia Tenggara saat ini menjadi pasar ketiga terbesar tujuan ekspor batu bara Indonesia, setelah China dan India.
"Bila digabung ekspor ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Vietnam, Filipina, Thailand sampai 21 persen dari total ekspor batu bara Indonesia. Kalau digabung sebagai pasar tunggal, nomor tiga setelah China dan India, bahkan lebih besar dibandingkan ekspor ke Korea Selatan dan Jepang," katanya.
Baca Juga
Sementara itu, APBI juga optimistis terhadap prospek pemanfaatan batu bara untuk pasar domestik seiring adanya upaya pemerintah untuk mendorong hilirisasi batu bara. Hendra berharap pemerintah memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan hilirisasi batu bara, baik melalui pemberian insentif fiskal dan non-fiskal maupun kepastian regulasi.
Sembari menyusun roadmap pengembangan hilirisasi batu bara yang komprehensif, APBI juga menyarankan pemerintah untuk mengeksplor potensi pasar ekspor batu bara Indonesia.
"Kita masih punya peluang. Meski 10-20 tahun lagi konsumsi batu bara di pasar-pasar tradisional tujuan ekspor, China dan India, akan turun secara bertahap, tapi kita masih punya peluang pasar di Asia Tenggara dan mungkin beberapa negara berkembang di Asia," kata Hendra