Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Chatib Basri memperkirakan ekonomi Indonesia pada 2021 akan tumbuh pada kisaran 3,5 hingga 4 persen, lebih rendah dari proyeksi pemerintah 5 persen.
Dia menilai, keberadaan vaksin dapat menjadi katalis positif yang mendukung pemulihan ekonomi nasional. Akan tetapi, pendistribusian vaksin diprediksi membutuhkan waktu yang lama.
"Jika 102 juta orang akan divaksin di 2021 dan dibagi 365 hari maka per hari 280.000 orang harus disuntik. Pertanyaan saya, sanggup tidak? Kalau diasumsikan bisa, artiya butuh setahun penuh baru terdistribusi," katanya, Rabu (11/11/2020).
Jika hal ini terjadi pada 2021, imbuhnya, protokol Covid-19 harus tetap diterapkan dalam aktivitas masyarakat. Dengan begitu, dampaknya dunia usaha seperti restoran, angkutan udara, pusat perbelanjaan, tetap tidak bisa beroperasi secara penuh.
"Jadi tahun depan kalau hanya bisa beroperasi 70 hingga 80 persen, pertumbuhan ekonomi hanya 3,5 hingga 4 persen. Jadi pemulihan akan berbentuk pola (sepatu) Nike," jelasnya.
Di sisi lain, Chatib memperkirakan pertumbuhan sisi permintaan akan tetap lambat pada 2021. Dengan demikian, sisi produksi juga tidak akan bisa bergerak ekspansif karena permintaan masyarakat yang belum pulih, khususnya kelas menengah ke atas.
Chatib pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2020 masih akan terkontraksi. Pertumbuhan yang positif baru akan terjadi pada kuartal I/2021.