Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Air Products Investasi di India, Lebih Besar daripada Indonesia

Air Products, memiliki lebih dari 750 fasilitas produksi di seluruh dunia di lebih dari 50 negara dengan 1.800 mil sambungan gas industri.
Ilustrasi: Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID)./deltadunia.com
Ilustrasi: Kegiatan pengupasan tanah PT Bukit Makmur Mandiri Utama, anak usaha PT Delta Dunia Makmur Tbk.(DOID)./deltadunia.com

Bisnis.com, JAKARTA — Selain di Indonesia, Air Products and Chemicals berencana menginvestasikan US$5 miliar—10 miliar selama 5 tahun ke depan dalam proyek gasifikasi batu bara di India.

Air Products, pemimpin bisnis gasifikasi batu bara di dunia, akan membangun, memiliki, dan mengoperasikan beberapa kompleks gasifikasi batu bara di India, bermitra dengan pemasok batu bara seperti Coal India untuk mendapatkan bahan baku, dan memasok gas industri ke pelanggan akhir.

Pertama-tama, kata Richard Boocock, Wakil Presiden Senior dan Kepala Pejabat Informasi Air Products kepada BusinessToday.In seperti dikutip dari www.energyinfrapost.com, Jumat (6/11/2020), perusahaan mencari investasi US$2 miliar, serupa dengan yang baru-baru ini diumumkan Air Products di Indonesia,

Air Products, memiliki lebih dari 750 fasilitas produksi di seluruh dunia di lebih dari 50 negara dengan 1.800 mil sambungan gas industri untuk lebih dari 30 industri manufaktur yang berbeda.

Perusahaan asal AS itu melihat India sebagai pasar pertumbuhan utama pada masa depan karena negara tersebut membuka sektor batu bara dengan cara yang bagus untuk ketahanan energi.

“Gas industri adalah industri yang sangat terlokalisasi karena pengangkutannya merupakan suatu isu. India adalah pasar yang berkembang untuk manufaktur dan kebijakan 'India mandiri' juga akan membantu pertumbuhan konsumsi gas industri, pendorong utama untuk aktivitas industri di banyak sektor," Boocock.

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menyatakan bahwa proyek pengembangan gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter segera memulai tahap konstruksi pada semester pertama tahun depan.

Dalam proyek ini, PTBA menggandeng perusahaan gas berbasis di Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc. dan PT Pertamina (Persero).

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin mengungkapkan bahwa PTBA dan kedua partnernya tersebut tengah menyiapkan rencana kerja sama secara legal dan diharapkan penandatanganan kesepakatan kerja sama lebih lanjut dapat direalisasikan pada November tahun ini.

"Kami akan mulai EPC [engineering, procurement & construction]-nya pada triwulan I, triwulan II 2021. Sekarang kami sedang menyiapkan kerja sama secara legal dengan Air Product dan Pertamina dan diharapkan bisa tanda tangan November ini apabila semua kesepakatan bisnis secara legal dan secara bisnis sudah kami sepakati," ujar Arviyan dalam konferensi pers kinerja kuartal III/2020 secara virtual di Jakarta, Jumat (6/11/2020).

Proyek DME yang akan dibangun di Tanjung Enim, Sumatra Selatan tersebut menelan biaya investasi senilai US$2,1 miliar.

Arviyan menuturkan bahwa nilai investasi tersebut sepenuhnya atau 100 persen akan ditanggung oleh Air Product, sedangkan PTBA bertanggung jawab menyuplai kebutuhan batu bara untuk DME dan Pertamina akan bertindak sebagai pembeli produk DME. Dengan demikian, PTBA tidak akan menanggung beban risiko finansial dan konstruksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper