Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif resmi melantik Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Jumat (6/11/2020).
Arifin berharap agar Tutuka mampu menekan impor bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas demi meringankan beban devisa negara ke depan.
"Ini bisa dilakukan dengan percepatan pembangunan infrastruktur kilang dan jaringan gas, serta pemanfaatan energi baru terbarukan secara masif, seperti biodiesel, dan dimetil eter," kata Arifin melalui siaran pers, Jumat (6/11/2020).
Selain itu, dia mengharapkan supaya Dirjen Migas baru mampu mewujudkan beberapa program strategis migas. Salah satunya, program jangka panjang yang menjadi perhatian utama adalah pemenuhan target produksi siap jual (lifting) minyak sebesar 1 juta barel per hari pada 2030.
Target ini bisa dicapai melalui mempertahankan tingkat produksi saat ini yang tinggi, transformasi sumber daya ke produksi, menggunakan enhanced oil recovery (EOR) dan melakukan eksplorasi secara masif.
"Rata-rata realisasi lifting migas sampai dengan September 2020 sebesar 1.712 MMboped [million barrel oil equivalent per day] atau 100 persen dari target APBN-P," ujar Arifin.
Baca Juga
Kebijakan lain yang tak kalah penting adalah implementasi penyesuaian harga gas bumi sebagai upaya peningkatan pemanfaatan gas dalam negeri.
"Semoga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi serta peningkatan daya saing nasional," imbuhnya.
Tutuka memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang teknik perminyakan dan pertambangan. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Teknik Perminyakan Indonesia (Iatmi). Terakhir, dia sempat menjadi ketua umum Guru Besar ITB dari 2016 sampai 2019.