Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) membukukan rugi periode berjalan senilai Rp12,1 triliun pada kuartal III/2020.
Berdasarkan laporan keuangan PLN kuartal III/2020 (unaudited) yang dikutip pada Selasa (27/10/2020), BUMN itu mengantongi pendapatan usaha senilai Rp212,2 triliun atau tumbuh 1,4 persen dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun lalu yakni Rp209,3 triliun.
Pendapatan terbesar berasal dari penjualan tenaga listrik yang naik sebesar 1,2 persen atau Rp205,1 triliun. Selebihnya, pendapatan berasal dari penyambungan pelanggan senilai Rp4,5 triliun dan lain-lain Rp2,7 triliun.
Dari sisi beban, perseroan mengeluarkan beban bahan bakar dan pelumas hingga Rp82,3 triliun atau turun 19,8 persen dibandingkan dengan kuartal III/2019, sedangkan beban pembelian tenaga listrik naik 21 persen dibandingkan dengan kuartal III tahun lalu atau Rp74,8 triliun.
Secara keseluruhan, beban usaha PLN yang juga mencakup beban pemeliharan, kepegawaian, penyusutan aset tetap, penyusutan aset hak guna, dan lain-lain, tercatat mencapai Rp223,8 triliun. Total beban usaha hingga kuartal III/2020 tersebut turun 3,5 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2019.
Dari situ, terlihat beban usaha lebih tinggi dari pendapatan usaha. Perseroan membukukan rugi usaha sebelum subsidi dan kompensasi senilai Rp11,6 triliun pada kuartal III/2020.
Baca Juga
Pada kuartal ketiga tahun ini, perseroan mendapatkan subsidi listrik pemerintah senilai Rp36,4 triliun. Sayangnya, BUMN setrum itu harus membukukan kerugian kurs mata uang asing bersih senilai Rp22,8 triliun.
Dengan demikian, PLN membukukan rugi periode tahun berjalan senilai Rp12,1 triliun pada kuartal III/2020. Periode yang sama tahun lalu, perseroan mampu membukukan laba periode berjalan Rp10,8 triliun.