Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Tumbuh 4,9 Persen, Ini Harapan Developer Indonesia

Perekonomian China yang pada kuaral III/2020 tumbuh 4,9 persen yoy diharapkan memberi imbas positif ke bisnis properti di Indonesia.
Gedung perkantoran di Jakarta terlihat dari ketinggian./Bisnis.com/Endang Muchtar
Gedung perkantoran di Jakarta terlihat dari ketinggian./Bisnis.com/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan perekonomian China pada kuartal III/2020 yang mencapai 4,9 persen (year-on-year) disambut kalangan pengembang sebagai harapan positif bagi sektor properti Indonesia.

Commercial and Business Development Director AKR Land Alvin Andronicus mengatakan pada saat pandemi yang masih berlanjut sehingga mengakibatkan dampak negatid ekonomi global, PDB China malah tumbuh positif dan hal itu menjadi harapan bagi industri properti serta industri lain di Indonesia.

"Indonesia masih banyak mengandalkan support hasil industri China yang berkualitas serta harga yang murah," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (19/10/2020).

Di industri properti saja, menurut dia, masih sekitar 30 persen material pembangunan diimpor dari China seperti keramik, saniter, materi berbahan aluminium, metal, kaca, elektronik, karpet, dan sebagian furnitur.

Beberapa saat lalu sejak mulai pandemi, banyak sekali pasokan material dari China terpaksa berhenti diimpor ke Indonesia yang berdampak kepada banyak industri turunannya.

Dengan adanya pemulihan penularan Covid-19, pertumbuhan ekonomi China dan industri di negara tersebut mulai bergerak kembali.

"Para pengusaha di Indonesia sudah sejak lama melakukan perdagangan bilateral yang baik dengan China, dan senyatanya gap defisit sangatlah kecil," kata Alvin.

Dia mengemukakan kalangan pengusaha sangat berharap dan berusaha agar ekonomi Indonesia dapat segera pulih.

Terlebih belum lama ini adanya kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan China untuk transaksi dagang menggunakan renminbi atau yuan akan sangat menguntung para pengusaha dibandingkan harus menggunakan mata uang dolar AS yang nilainya sangat fluktuatif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper