Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sisa 2,5 Bulan, Realisasi Penerimaan Perpajakan Baru 63,5 Persen

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa total penerimaan perpajakan sebesar Rp892,4 triliun. Berdasarkan revisi target, pemerintah harus mengumpulkan Rp1.404,5 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menghadiri peluncuran hasil pengukuran dampak ekonomi fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) didampingi Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi menghadiri peluncuran hasil pengukuran dampak ekonomi fasilitas Kawasan Berikat (KB) dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (18/2/2019)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir tahun, realisasi penerimaan perpajakan Indonesia masih jauh dari target. Berdasarkan persentase, per September lalu total penerimaan masih berkisar 63,5 persen dari target yang dibidik.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa total penerimaan perpajakan sebesar Rp892,4 triliun. Berdasarkan revisi target, pemerintah harus mengumpulkan Rp1.404,5 triliun.

“Sebagian besar jenis pajak mengalami tekanan seiring dengan perlambatan kegiatan ekonomi dan meningkatnya pemanfaatan insentif dan restitusi pajak, serta penerapan diskon pajak 50 persen,” katanya melalui konferensi virtual, Senin (19/10/2020).

Sri menjelaskan bahwa untuk pajak, total yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp750,6 triliun atau 62,6 persen dari target. Pertumbuhannya turun 16,9 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Dilihat dari turunannya, pajak migas mengalami kontraksi yang cukup dalam, yaitu 45,3 persen dibandingkan tahun lalu. Realisasi hingga September sebesar Rp23,6 triliun atau 74,2 persen dari target. Dia menjelaskan, hal ini antara lain dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang mengalami penurunan.

Adapun, menurut Sri Mulyani, penerimaan pajak nonmigas masih relatif sesuai dengan yang diproyeksikan yakni sebesar sebesar Rp727 triliun. Angka tersebut terkontraksi 15,4 persen dan baru mencapai 62,3 persen dari target sebesar Rp1.167 triliun.

Sementara itu, dari sisi penerimaan kepabeanan dan cukai terdapat pertumbuhan 3,8 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Realisasi pendapatan hingga September lalu sebesar Rp141,8 triliun, mencapai 68,9 persen dari target.

“Penerimaan Direktorat Jenderal Bea Cukai tumbuh 3,77 persen secara year on year didorong penerimaan cukai hasil tembakau yang tumbuh 8,53 persen,” jelas Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper