Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi hingga September 2020 telah mencapai US$7,03 miliar atau lebih kurang Rp105 triliun.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi investasi migas per September 2020 itu telah mencapai 63,33 persen dari outlook investasi tahun ini yang dipatok senilai US$11,2 miliar atau lebih kurang Rp165 triliun.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih memaparkan bahwa total investasi tersebut terdiri atas US$6,91 miliar investasi di wilayah kerja produksi dan US$110 juta dari wilayah kerja eksplorasi.
"Perinciannya pada KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] produksi untuk kegiatan eksplorasi US$317 juta, development US$1,07 miliar, produksi US$5,03 miliar, administrasi US$483 juta," katanya kepada Bisnis, Jumat (16/10/2020).
Adapun, pada tahun ini outlook investasi dari kegiatan produksi ditargetkan bisa mencapai US$7,70 miliar, kegiatan eksplorasi dan pengembangan senilai US$2,80 miliar, dan administrasi senilai US$700 juta.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa pada tahun ini kondisi investasi di sektor hulu migas mengalami tekanan sehingga diproyeksikan realisasi tahun ini bakal lebih rendah.
Baca Juga
SKK Migas telah merevisi target investasi dari yang sebelumnya mencapai US$13,80 miliar yang saat itu mengacu pada harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada level US$63 per barel menjadi US$11,20 miliar dengan asumsi ICP 2020 pada level US$38 per barel.
"Kami perkirakan tahun ini US$11,20 miliar dari tahun lalu US$11,70 miliar karena tekanan pada investasi benar-benar terjadi," katanya.