Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AirAsia: Pasar Penerbangan Indonesia Paling Volatil

AirAsia menyebut pasar penerbangan di Indonesia paling volatil dibandingkan dengan negara lain di Asean karena dinamika kebijakan wilayah.
Suasana sepi terlihat di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020).  Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana sepi terlihat di Terminal IA Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan pasar penerbangan domestik Indonesia merupakan salah satu yang paling tak menentu dibandingkan dengan pasar di negara Asean lainnya akibat gejolak internal seperti aksi demonstrasi dan kebijakan pembatasan masing-masing wilayah yang masih berbeda-beda.

CEO airasia.com Karen Chan menuturkan masih sulit untuk menentukan tingkat permintaan dari pasar di Indonesia, karena adanya kebijakan politik dan penutupan wilayah yang dinamis. Contohnya, dengan kebijakan PSBB di Jakarta yang terus diperpanjang bahkan sempat kembali diperketat.

“Kami harus mengatur kapasitas di wilayah ini setiap hari, hal itu dikarenakan kondisi di Jakarta saat ini masih berlangsung sejumlah aksi protes, unjuk rasa serta. Ini salah satu alasan mengapa masih volatil. Begitupun lockdown,” jelasnya, Rabu (14/10/2020).

Kondisi serupa juga terjadi untuk pasar Airasia di Filipina. Kebijakan pembatasan wilayah juga terus berlangsung di negeri lumbung padi tersebut.

Sementara pertumbuhan pasar yang lebih baik terjadi untuk pasar domestik di Thailand dan posisinya lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya di Asean. Hal ini tercermin dari pertumbuhan kapasitas domestiknya dimulai dari Juni sebesar hingga 25 persen kemudian hingga September 2020 mendekati hingga mendekati 60 persen.

Pihaknya bahkan memperkirakan pada akhir kuartal IV/2020 bisa kembali mencapai 100 persen.

Karen juga menuturkan untuk Malaysia, pihaknya masih terus secara bertahap meningkatkan kapasitasnya dimulai sejak Juni yang hanya sebesar 5 persen menuju 50 persen hingga September ini. Selanjutnya pada akhir tahun akan mencapai sekitar 70–80 persen. Untuk sejumlah rute di Malaysia di bahkan yakin kinerjanya lebih baik dibandingkan dengan pada tahun lalu, seperti Langkawi yang mulai kembali dipromosikan.

Di sisi lain AirAsia Japan Co., Ltd. telah memutuskan untuk menghentikan operasinya efektif sejak 5 Oktober 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper