Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arcandra Tahar Buka-bukaan Kunci Sukses di Industri Migas

Arcandra Tahar, mantan Wakil Menteri ESDM yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menilai bahwa ada dua aspek utama yang biasanya menjadi subyek dari setiap proyek migas, yaitu teknologi dan komersial.
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Archandra Tahar./Antara-Puspa Perwitasari
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Archandra Tahar./Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Industri eksplorasi minyak dan gas (migas) yang penuh risiko dan berbiaya besar dapat dikelola dengan baik jika didukung dengan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersialnya.

Arcandra Tahar, mantan Wakil Menteri ESDM yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menilai bahwa ada dua aspek utama yang biasanya menjadi subyek dari setiap proyek migas, yaitu teknologi dan komersial.

"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, Insha Allah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat," ujarnya melalui akun Instagram @arcandra.tahar yang dikutip Bisnis, Jumat (10/10).

Menurutnya, sejumlah proyek strategis di Perusahaan Gas Negara (PGN) yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial, terbukti berhasil mendorong adanya efisiensi triliunan rupiah dana perusahaan.

"Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp 2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," lanjutnya.

Pihaknya pun juga sempat memaparkan hal tersebut pada saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bertema Strategi Mengoptimalkan Profesional Brand yang digelar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sepuluh Nopember Surabaya (FT ITS), Minggu (4/10).

Lebih lanjut Arcandra menuturkan, untuk berhasil menjadi profesional di industri, seperti halnya industri migas, maka seseorang harus memiliki karakter kuat yang didukung dengan kompetensi dan trustworthy.

"Kompetensi disini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.

Arcandra menambahkan, di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk mensukseskan seseorang, perusahaan dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu.

Namun, branding bukanlah tujuan. Yang utama seseorang/organisasi harus tetap memiliki value yang berharga sehingga keberadaannya dibutuhkan.

Ia lalu mencontohkan kesuksesan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang bertahun-tahun berada di level teratas sepakbola dunia. Branding personal mereka luar biasa, tidak pernah turun dan bahkan bisa mengontrol pasar/kontrak ke klub maupun kontrak komersial lainnya.

Lalu apa yang dilakukan Ronaldo dan Messi, mereka bekerja lebih keras, lebih disiplin dan selalu memberikan 1000 persen kemampuannya untuk profesinya. Itu tercermin dari prestasinya yang luarbiasa dan konsisten selama bertahun-tahun.

"Bicara tentang Ronaldo dan Messi selalu bicara tentang gelar juara, rekor dan gol. Dan Itulah value seorang Ronaldo dan Messi yang membuat branding personal mereka menjadi mahal," tambah Arcandra.

Menurutnya tuntutan yang sama juga berlaku di dunia kerja lainnya. Selama punya value berharga, yang mampu memberikan nilai tambah yang semakin besar, maka branding personal juga akan bertambah kuat.

Bagaimana membangun value berharga? Menurut Arcandra hal itu dimulai dari diri sendiri. Yaitu bagaimana mengenali potensi, kekuatan, kelebihan serta kekurangan diri sendiri.

Dengan begitu setiap individu bisa memilih cara terbaik untuk mengasah potensi itu menjadi value personal.

"Dari sana kita dapat menentukan lingkungan seperti apa yang tepat untuk mengembangkan value tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang punya arti fundamental, baik kepada perusahaan maupun masyarakat," imbuhnya.

Arcandra berharap, jika kelak menjadi seorang profesional, pejabat atau pelaku usaha, harus terus mengasah value hingga ujung dunia. Ibaratnya harus menjadi 'seorang pebalap Formula One, bukan sopir biasa agar bisa bertarung di tingkat dunia

"Karena itulah penting sekali bagi kita untuk selalu fokus pada substansi dan bukan sibuk memperbincangkan aroma, yang belum tentu kontribusi dan manfaatnya," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper