Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berinvestasi untuk mendirikan pabrik senilai Rp40 miliar untuk meningkat kualitas garam rakyat. Pasalnya, selama ini garam rakyat tidak terserap industri karena tidak memenuhi standar.
“Saat ini sudah ada 1 pabrik yang selesai dan sudah beroperasi di Gresik dan arahan Presiden agar segera ditambah terutama 1 - 2 pabrik di tahun depan, dan tentunya akan bertambah lagi,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo secara virtual, Senin (5/10/2020).
Bambang menjelaskan bahwa industri membutuhkan garam dengan kadar Natrium Chlorida (NaCl) di atas 97 persen. Saat ini masih banyak garam rakyat dengan kadar NaCL kurang dari 90 persen.
Pabrik senilai Rp40 miliar tersebut akan dibangun terintegrasi dengan lahan petani garam. Dengan demikian, dapat langsung menyerap garam rakyat yang tidak memenuhi ketentuan kadar NaCL yang dibutuhkan oleh industri.
Bambang melanjutkan, berdasarkan data miliknya, total impor garam industri rata-rata 2,9 juta ton per tahun. Mayoritas industri yang mengimpor adalah pabrik kaca, yakni sebanyak 80 persen di antaranya atau sekitar 2,3 juta ton per tahun.
Sebanyak 540.000 ton lainnya diserap oleh industri aneka pangan. Selain itu, sektor pertambangan dan farmasi juga membutuhkan garam tetapi dengan jumlah yang lebih kecil.
Baca Juga
“Sentuhan teknologi yang akan kita kedepankan terutama untuk garam aneka pangan, di mana garam aneka pangan ini memang akan bisa meningkatkan serapan terhadap garam rakyat,” kata Bambang.
Sementara itu, untuk garam industri yang dibutukan oleh pabrik kaca, pemerintah tengah mengembangkan teknologi yang dapat mengubah hasil olahan air buangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) menjadi garam.
"Ada beberapa PLTU di Banten yang air buangannya dengan teknologi akan diubah, ada yang menjadi garam dan ada yang menjadi air siap minum,” kata Bambang.