Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan Syariah untuk Hunian Terus Meningkat

Pembiayaan dengan KPR syariah untuk membeli properti terutama hunian terus meningkat. Sepanjang semester pertama tahun ini total pembiayaan pembiayaan bank syariah mencapai Rp367,02 triliun, meningkat 10,18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp333,08 triliun.
Ilustrasi pembangunan rumah bersubsidi./Bisnis/Abdurachman
Ilustrasi pembangunan rumah bersubsidi./Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Tren pembiayaan syariah untuk sektor properti hunian terus mengalami peningkatan.

Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan peningkatan tren pembiayaan hunian berbasis syariah tak hanya diminati oleh umat muslim, namun juga masyarakat nonmuslim.

Hal ini ditandai dengan tingginya minat masyarakat untuk menggunakan kredit pemilikan rumah (KPR) berbasis syariah.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Juni 2020, total pembiayaan pembiayaan bank syariah mencapai Rp367,02 triliun, atau meningkat 10,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp333,08 triliun.

“Pembiayaan berbasis syariah terutama KPR ini semakin diminati masyarakat, bahkan trennya sekarang banyak masyarakat yang bukan beragama Islam juga memilih menggunakan produk KPR dari bank syariah karena dinilai lebih stabil bagi enduser,” ujarnya.

Namun demikian, sosialisasi informasi pembiayaan syariah belum begitu masif sehingga seringkali dimanfaatkan oknum yang mengatasnamakan syariah tetapi bukan produk syariah.

"Kewajiban memberikan informasi dan pemahaman kepada masyarakat mengenai konsep-konsep syariah ini secara benar termasuk konsep pembiayaannya. Tidak hanya kepada masyarakat, tetapi juga buat pengembang,” kata Totok.

Wakil Ketua Umum Koordinator DPP REI Bidang Pembiayaan dan Perbankan Umar Husin menambahkan dukungan pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin baik dan dibuktikan dengan peningkatan transaksi pembiayaan syariah secara nasional.

"Ke depan tren pembiayaan KPR berbasis syariah ini semakin diminati. Kami sangat berharap untuk BTN syariah bisa menjadi bank sendiri, bukan hanya unit usaha syariah supaya modal makin kuat dan bisa lebih banyak membiayai sektor properti," tuturnya.

Sementara itu, Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan perkembangan positif perbankan syariah di Indonesia juga sejalan dengan semakin besarnya minat masyarakat untuk memiliki rumah dengan memanfaatkan fasilitas KPR syariah, di mana pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan KPR konvensional yang tumbuh single digit.

Tren positif KPR syariah ini juga tecermin dari hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 yang menunjukkan terjadi kenaikan preferensi konsumen untuk memilih KPR syariah menjadi 35 persen responden pada semester 2/2020 dari sebelumnya 29 persen responden pada semester 1/2020.

Sebaliknya, kata Marine, peminat KPR konvensional turun dari 37 persen responden pada semester 1/2020 turun menjadi 29 persen responden pada semester 2/2020.

KPR syariah menjadi preferensi responden Rumah.com Consumer Sentiment Study H2 2020 dengan alasan utama adalah karena adanya kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) yang dinyatakan oleh 74 persen responden. Ini juga merupakan kenaikan dari sebelumnya 69 persen responden pada semester 1/2020. Sementara, mereka yang memilih KPR syariah dengan pertimbangan keyakinan agama sebesar 70 persen responden dengan kenaikan sebesar 1 persen dari semester sebelumnya.

Jika didasarkan pada besaran penghasilan, mereka yang berpenghasilan rendah mayoritas lebih memilih pembiayaan dengan KPR syariah atau sekitar 40 persen responden dibandingkan yang memilih KPR konvensional yaitu sekitar 25 persen responden.

Sementara kelompok berpenghasilan sedang dan tinggi cenderung untuk memilih KPR Konvensional yaitu masing-masing 37 persen dan 34 persen responden dibandingkan yang memilih KPR syariah dengan persentase masing-masing kelompok adalah 31 persen responden dan 28 persen responden.

Berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Study semester 2 tahun ini, pembiayaan dengan KPR syariah cenderung lebih diminati oleh generasi muda dimana 37 persen responden yang berusia 22–29 tahun dan 36 persen responden yang berusia 30–39 tahun menyukai KPR syariah dibandingkan dengan KPR konvensional.

Marine mengatakan bahwa selama 3 tahun terakhir ini para responden survei Rumah.com Consumer Sentiment Study mulai secara spesifik menyatakan produk pembiayaan KPR yang diminatinya khususnya KPR syariah.

Kondisi ini didorong oleh kebutuhan konsumen akan kepastian besaran cicilan bulanan (fixed rate) sehingga menjadi alasan utama mengapa memilih KPR syariah. Alasan lain tentunya karena ada fenomena sentimen keagamaan atau hijrah menuju penerapan aturan agama Islam yang lebih baik yang cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

KPR syariah berlaku dengan besaran cicilan bulanan yang tetap karena akad kredit didasarkan atas harga rumah pada masa depan.

Dalam konsep syariah, harga dan cicilan sudah ditentukan sejak awal perjanjian sehingga besaran cicilan bersifat tetap sampai lunas. Ini berbeda dengan KPR konvensional yang penetapan bunganya mengambang (floating) tergantung pada kondisi pasar. Dengan demikian, debitur KPR syariah tidak dipusingkan jika bunga bank naik.

Marine menambahkan bahwa di tengah penurunan indeks harga dan kenaikan suplai properti yang saat ini terjadi, konsumen bisa memanfaatkan momentum baik ini untuk melakukan transaksi pembelian rumah dengan menggunakan fasilitas KPR syariah.

"Pasar properti sedang mengalami penurunan indeks harga dan kenaikan suplai, sehingga berada pada kondisi buyer’s market. Oleh karena itu, penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menjaga daya tarik properti dimana konsumen akan dimanjakan dengan suku bunga rendah, pilihan properti yang lebih banyak, dan daya tawar yang lebih tinggi," paparnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper