Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Pastikan Akses Ekspor Soda Api ke Ukraina Bebas Safeguard  

Penghentian penyelidikan safeguard tersebut telah dituangkan dalam notifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tanggal 16 September 2020.
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya
Petugas dibantu alat berat memindahan kontainer dari kapal ke atas truk pengangkut di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Selasa (17/5). JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan memastikan Pemerintah Ukraina telah menghentikan penyelidikan safeguard atas impor produk soda api (caustic soda).

Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyatakan penghentian penyelidikan atas produk soda api ini membuka peluang ekspor produk-produk tersebut ke pasar Ukraina yang selama ini belum tersentuh oleh produsen/eksportir indonesia.

Penghentian penyelidikan safeguard tersebut telah dituangkan dalam notifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) tanggal 16 September 2020.

Pemerintah Ukraina menghentikan penyelidikan berdasarkan keputusan the Interdepartmental Commission for International Trade No. SP-462/2020/4411-03 tanggal 2 September 2020. 

“Memastikan kelancaran akses ekspor produk Indonesia di pasar tujuan merupakan bagian dari komitmen kami dalam upaya meningkatkan ekspor, khususnya ke negara-negara tujuan ekspor nontradisional. Peluang ekspor ini perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh produsen atau eksportir Indonesia,” katanya, dilansir dari keterangan resminya, Selasa (29/9/2020).

Produk soda api adalah senyawa kimia yang bersifat basa dan dibuat dalam bentuk flake, pelet, atau granular. Manfaat soda api pada industri antara lain untuk kebutuhan pembuatan bubur kertas dan kertas, tekstil, serta air minum.

Selain itu, produk ini juga digunakan untuk proses pembuatan air aquadest dan aquabidest, sabun, deterjen, serta industri pembuatan kaca.

Industri metalurgi dan pengolahan hasil tambang mineral logam, percetakan, serta industri pengolahan rumput laut diantaranya merupakan pemakai soda api dalam jumlah besar.

Otoritas Ukraina menginisiasi penyelidikan safeguard atas impor produk dimaksud pada 7 Februari 2020.

Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Pengamanan Perdagangan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag bekerja sama dengan KBRI Ukraina berpartisipasi aktif selama proses penyelidikan dengan menyampaikan pembelaan secara tertulis, serta memantau perkembangan penyelidikan secara intensif.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi meyakini upaya yang dilakukan jajaran Kemendag demi menjaga peluang ekspor produk Indonesia ke negara-negara nontradisional akan membuahkan hasil positif. 

“Indonesia tidak berkontribusi terhadap kenaikan impor produk soda api di Ukraina sehingga memicu diinisiasinya investigasi safeguard. Kami yakin produsen atau eksportir Indonesia berpotensi masuk berkompetisi di pasar Ukraina,” tegas Didi.

Sementara itu, Direktur Pengamanan Perdagangan Pradnyawati menambahkan Kemendag berkomitmen mengawal dan mengamankan akses pasar ekspor produk Indonesia guna mendorong ekspor ke negara nontradisional, termasuk Ukraina.

“Di tengah pandemi Covid-19 ini, banyak negara yang menggunakan instrumen pengamanan perdagangan untuk melindungi pasar dalam negerinya. Kami berkomitmen mengawal dan mengamankan akses ekspor produk Indonesia, serta memastikan penyelidikan pengamanan perdagangan dilakukan secara adil dan transparan,” imbuh Pradnyawati.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor produk soda api Indonesia ke dunia pada 2019 tercatat sebesar USD 38,5 juta atau menurun 47,9 persen dibanding tahun 2018 dengan nilai ekspor sebesar USD 73,9 juta.

Pada periode Januari-Juli 2020, juga terjadi penurunan ekspor sebesar 35,8 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Negara-negara yang menjadi pasar ekspor utama produk soda api Indonesia adalah Malaysia, Filipina, Australia, Vietnam, dan Singapura. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper