Bisnis.com, JAKARTA – Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta meminta pemerintah untuk mewaspadai fluktuasi harga pangan di akhir tahun.
Menurutnya, pergerakan harga sebagai parameter ketersediaan komoditas pangan di pasar perlu terus dipantau untuk menjaga daya beli masyarakat.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga bawang putih terpantau fluktuatif antara Rp26.250 – Rp26.800 per kilogram sejak awal hingga akhir September.
Sementara itu, harga daging sapi juga fluktuatif mulai dari Rp 116. 550 – Rp 118.200 pada periode yang sama. Fluktuasi harga juga terjadi pada komoditas lain, seperti bawang merah dan daging ayam.
Bahkan untuk komoditas cabai merah, harga meningkat dari Rp 29.400 di awal bulan hingga Rp 36.600 di akhir bulan. Harga beras cenderung stabil antara Rp 11.800-11.850.
Khusus untuk beras, dia menilai ketersediaan komoditas satu ini juga perlu terus dipastikan mengingat dampak perubahan iklim sudah menyebabkan mundurnya masa panen petani padi di beberapa daerah.
Baca Juga
“Walaupun harga beras cenderung stabil, antisipasi stok dan harga perlu dilakukan hingga akhir tahun. Belum lagi karena musim tanam kemarau biasanya hanya menghasilkan lebih sedikit. Ditambah dengan adanya perayaan natal dan tahun baru yang akan datang, diprediksikan bahwa permintaan beras akan terus meningkat,” katanya, dilansir dari keterangan resminya, Selasa (29/9/2020).
Untuk solusi jangka panjang, koordinasi antar pihak terkait harus dilakukan agar fenomena kenaikan ini tidaklah menjadi kejadian yang akan selalu berulang dari tahun ke tahun.
Terkait resesi yang kini sedang melanda perekonomian Indonesia, Felippa mengatakan melemahnya kinerja pertumbuhan ekonomi juga akan memengaruhi banyak hal, salah satunya adalah daya beli masyarakat.
“Untuk tetap menjaga daya beli masyarakat pada komoditas pangan, ketersediaannya di pasar harus tetap dipastikan supaya harganya tetap stabil,” ujarnya.