Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menyorot sejumlah masalah dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional di tengah pandemi virus corona (Covid-19) dan pada masa-masa mendatang.
Baca Juga
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan terdapat 3 pilar penting dalam membangun ketahanan pangan di dalam negeri.
Pertama, ketersediaan, yang terkait dengan upaya peningkatan produksi secara terus-menerus, menjaga stok cadangan, dan mendorong ekspor-impor produk pangan.
Kedua, urusan pangan di Tanah Air perlu mendapatkan perhatian yang cukup intensif dalam hal keterjangkauan. Pasalnya, kata Agung, tidak semua provinsi di Indonesia mengalami surplus untuk komoditas tertentu.
"Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan kita harus perkuat distribusi pangan. Bulog punya jaringan distribusi pangan sampai dengan tingkat kabupaten, sehingga untuk komoditas beras terdistribusi dengan baik. Namun, bagaimana dengan yang komoditas lain seperti bawang, cabai, daging ayam, dan telor?" kata Agung dalam diskusi virtual bertajuk Ketahanan Pangan Untuk Indonesia Maju yang diselenggarakan oleh Solopos, Kamis (24/9/2020).
Dia mengungkapkan sampai dengan saat ini proses distribusi pangan untuk komoditas-komoditas tersebut terlaksana secara autopilot di mana para pedagang dibiarkan menjalankan proses tersebut tanpa ada pendampingan.
Adapun, tambahnya, proses produksi yang dapat memungkinkan produsen mampu menjual komoditas pangan dengan harga wajar sehingga konsumen tidak menjerit juga masih menjadi masalah sampai dengan saat ini.
Ketiga, aspek pemanfaatan yang terdiri atas perbaikan pola konsumsi, penganekaragaman konsumsi, perbaikan gizi, serta keamanan dan mutu pangan.
"Ketiga pilar ini ini yang kami bangun. Melalui konsep yang dibangun Kementerian Pertanian, BUMN selain Bulog diharapkan dapat menjadi national food hub yang bertanggung jawab mendistribusikan pangan dari provinsi yang surplus ke provinsi yang mengalami defisit," jelasnya.
Selain itu, BUMD diharapkan dapat menjadi regional food hub yang bertanggung jawab untuk mendistribusikan pangan di dalam kabupaten. "Kalau ini diimplementasikan, harga pangan di tingkat petani pun bisa dijaga," tegasnya.