Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik (Asperindo) mengungkapkan walaupun hampir seluruh aktivitas investasi dan ekspansi bisnis jasa pengiriman ekspres tertunda karena pandemi Covid-19, tetap ada sejumlah perusahaan jasa kurir yang melakukan ekspansi.
Ketua DPP Asperindo Mohammad Feriadi mengatakan jasa pengiriman ekspres sangat dibutuhkan masyarakat di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta terutama.
"Menurut pandangan kami ini ekspansi di tengah mode survival sangat positif mengingat jasa pengiriman memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat saat PSBB, perekonomian harus tetap berjalan dan jasa pengiriman ada dalam ekosistem," jelasnya kepada Bisnis.com, Senin (28/9/2020).
Adapun pertumbuhan sektor jasa pengiriman ekspres menjadi tak terhindarkan pasalnya, 60 persen aktivitas jasa kurir berkutat di Jabodetabek. Dengan dibatasinya mobilitas orang, mobilitas barang menjadi lebih tinggi dan secara akumulatif aktivitas jasa kurir pun meningkat.
Lebih lanjut terangnya, memang diantara beberapa jenis perusahaan jasa pengiriman ekspres ada yang masih dapat bertahan dan tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Namun, walaupun bisa tumbuh, posisi para pelaku usaha saat ini ada pada mode bertahan hidup atau survival.
Berdasarkan model bisnisnya, Feriadi menjelaskan bagi perusahaan yang melayani kiriman antara pelanggan ke pelanggan (C to C) dan bisnis ke pelanggan (B to C) aktivitas pengiriman masih dapat bertahan dan cenderung tumbuh tipis.
Baca Juga
Namun, bagi perusahaan jasa kurir yang model bisnisnya melayani pengiriman bisnis ke bisnis (B to B) atau pemerintah ke pemerintah (G to G) ada kecenderungan merosot tajam. Pasalnya, industri juga mengurangi aktivitas yang membuat produksi menurun, ketika produksi menurun, distribusi tentu ikut turun.
"Ini kelihatannya industri-industri mulai mengurangi aktivitasnya, mungkin produksi menurun. Tentu distribusi yang dilakukan anggota Asperindo mengalami penurunan," ujarnya.
Adapun bagi perusahaan jasa kurir yang basisnya C to C atau B to C masih tetap mengalami pertumbuhan karena adanya pergeseran budaya belanja dari offline ke online. Dengan demikian, banyak yang memilih belanja online untuk kebutuhan seperti makanan, dan kesehatan, sehingga berpengaruh menambah volume jasa pengiriman.