Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Resesi Membayangi, Pengetatan PSBB Ikut Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

Ketika pembatasan sosial kembali diperketat, spending indeks masyarakat mendatar lagi.
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- Ekonom Bank Mandiri menilai pengetataan pembatasan sosial skala besar (PSBB) di DKI Jakarta dan peningkatan kasus Covid-19 akan mempengaruhi perkembangan ekonomi pada semester II/2020.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2020 diperkirakan masih akan berada pada teritori negatif, meskipun dengan arah membaik dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini sejalan dengan dinamika ekonomi global di mana banyak negara-negara dunia yang juga sudah memasuki resesi, kecuali Vietnam dan Tiongkok yang masih mencatat pertumbuhan positif.

Menurutnya, resesi yang dialami oleh Indonesia diperkirakan tidak akan sedalam negara-negara sekawasan seperti India, Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapore, maupun negara-negara maju di Kawasan Eropa dan AS.

Adapun pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2020 melambat signifikan ke level 2,97 persen setelah muncul kasus pertama Covid-19 di Indonesia. Memasuki kuartal III/2020, kondisi ekonomi sedikit membaik seiring dengan adanya relaksasi PSBB.

Pada Kuartal III/2020, khususnya Juli dan Agustus, berbagai indikator telah menunjukan perbaikan kegiatan ekonomi dibandingkan bulan April dan Mei 2020. Sebagai contoh, penjualan kendaraan bermotor pada bulan Agustus 2020 sudah mencapai 37.291 unit setelah mencapai titik terendah yaitu 3.551 unit pada bulan Mei 2020.

Meskipun demikian, angka penjualan Agustus 2020 masih jauh di bawah angka rata-rata penjualan tahunan 2019 yang mencapai 85.577 unit. Tingkat hunian kamar hotel mulai membaik pada Juli 2020 menjadi 28,7 persen walaupun masih jauh dibawah sebelum periode Covid-19 yaitu 56,7 persen pada Juli 2020.

Kemudian, pada 14 September 2020, Jakarta kembali melakukan pengetatan PSBB. Ketika pembatasan sosial dilonggarkan, lanjutnya, confidence masyarakat meningkat yang pada akhirnya tingkatkan spending indeks. Namun, ketika pembatasan sosial kembali diperketat, spending indeks kembali mendatar lagi.

"Kalau kasus naik terus dan ada pengetatan PSBB kembali, ini yang kami sampaikan bisa pengaruhi kontraksi pada kuartal III dan kuartal IV," katanya dalam media gathering virtual tentang Economic Outlook Triwulan III/2020, Kamis (24/9/2020).

Bank Mandiri pun memperkirakan pertumbuhan full-year ekonomi Indonesia pada 2020 akan berada pada kisaran minus 1 sampai degan minus 2 persen.

Secara sektoral, lanjutnya, sektor-sektor jasa-jasa seperti, perdagangan, transportasi, hotel, restoran dan jasa-jasa perusahaan akan mengalami pemulihan yang relatif lambat dari perkiraaan semula akibat peningkatan kasus positif Covid-19.

Begitu pula sektor industri pengolahan yang pemulihannya mengikuti pola umum peningkatan ekonomi nasional karena sangat tergantung perbaikan daya beli dan confidence masyarakat sehingga mulai membelanjakan uangnya.

Sektor komoditas kelapa sawit dinilai bisa menjadi katalis positif yang mendorong perekonomian Indonesia ke depan terutama di sentra-sentra perkebunan di Sumatera dan Kalimantan.

"Harga minyak kelapa sawit sampai akhir tahun, kami perkirakan masih akan bertahan di tingkat harga US$700 per ton (FOB Malaysia)," katanya.

Menurutnya, perekonomian akan mulai memasuki masa pemulihan pada 2021 sejalan dengan asumsi kurva infeksi Covid-19 sudah menunjukkan perlambatan. Hal ini disertai dengan adanya prospek penemuan dan produksi vaksin sehingga masalah Pandemi ini bisa cepat teratasi.

"Kami memperkirakan ekonomi dapat tumbuh 4,4 persen di tahun 2021," katnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper