Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai gambaran logistik saat ini seperti benang ruwet.
Alhasil, biaya logistik di Indonesia menjadi yang tertinggi di Asean, yakni mencapai 23,5 persen terhadap PDB.
"Ini menyebabkan perekonomian Indonesia masih perlu terus memperbaiki kompetisinya," kata Sri Mulyani, Kamis (24/9/2020).
Dia menambahkan Indonesia National Single Window (INSW) yang telah mengintegrasikan layanan dari 16 K/L. Namun, dia menilai INSW belum membentuk sebuah ekosistem yang mempermudah transaksi pelaku usaha.
Oleh karena itu, pemerintah membentuk National Logistic Ecosystem (NLE) atau Ekosistem Logistik Nasional yang menjadi mandat Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, dan meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Presiden telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional pada tanggal 16 Juni 2020.
Sri Mulyani menambahkan NLE adalah akan menghubungkan kementerian, serta pelaku usaha hingga perbankan.
Baca Juga
Dengan layanan ini, importir dan eksportir serta pelaku logistik tidak harus berkali-kali melakukan penyerahan dokumen atau perizinan untuk berhubungan dengan K/L ataupun antar mereka sendiri.
"Dengan NLE diharapkan ada kemudahan dan clarity atau kejelasan dalam seluruh proses dimana dokumen itu bisa di-share meski bukan integrasi, tapi kolaborasi yang akan sangat mudah dan menyederhanakan," ujarnya.
Adapun, pemerintah menargetkan perbaikan biaya logistik dari 23,5 persen terhadap PDB, menjadi 17 persen terhadap PDB dengan adanya NLE ini.