Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Cara Kecerdasan Buatan Pangkas Biaya Logistik

Pemanfaatan kecerdasan buatan dalam aktivitas logistik dapat membantu memangkas biaya logistik darat hingga 30% sedangkan door-to-door bisa hingga 20%.
Chief Operations Officer forwarder.ai Ferna Arga Wijaya (kiri) dan Chief Executive Officer forwarder.ai Stephanus Sugiharto (kanan) saat memberikan penjelasan layanan dua produk digital terbarunya, yakni Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) dan Forwarder Data Exchange (Fordex).
Chief Operations Officer forwarder.ai Ferna Arga Wijaya (kiri) dan Chief Executive Officer forwarder.ai Stephanus Sugiharto (kanan) saat memberikan penjelasan layanan dua produk digital terbarunya, yakni Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) dan Forwarder Data Exchange (Fordex).

Bisnis.com, JAKARTA - Pemanfaatan teknologi digital hingga kecerdasan buatan (artificial intelligent/AI) dalam kegiatan logistik dapat membantu meningkatkan efisiensi dan memangkas biaya logistik.

Chief Operator Officer forwarder.ai Ferna Arga Wijaya menjelaskan pemanfaatan kecerdasan buatan dalam salah satu produknya, Forwarder Scalable Intelligence System (Forsis) memungkinkan trucking memaksimalkan rute jalan (route optimization) sehingga dapat memilih rute yang paling ekonomis dan tetap tepat waktu secara real time.

"Nah, dari pricing yang pelanggan ini mau, pengguna Forsis ya ketika dia jual, dia akan mempertimbangkan hal itu. Biayanya berapa persen? Mungkin 20%-30% dari biaya operasional mereka akan lebih murah ya," jelasnya, dikutip Sabtu (10/5/2025).

Berperan sebagai software as a service (SaaS), Forsis merupakan transportation management system (TMS) berupa mini Enterprise Resources Planning (ERP) yang mampu meliputi seluruh aktivitas transaksi logistik dari pelanggannya, mulai dari database pelanggan, vendor, pengelolaan order, hingga mengeluarkan invoice. Kelebihannya, seluruh proses ini dapat meliputi aktivitas logistik darat, laut, dan udara.

Ferna mengungkapkan pembeda utama produknya dengan TMS lain yakni pemanfaatan kecerdasan buatan dalam optimalisasi rute perjalanan serta helpdesk yang dibantu oleh AI.

Ferna menegaskan keberadaan produknya demi menjawab tiga masalah utama dalam aktivitas logistik, yakni visibilitas, proses manual, serta aktivitas pelanggan yang terfragmentasi.

Menurutnya, salah satu permasalahan kemacetan di pelabuhan misalnya, dapat terselesaikan melalui visibilitas digital, sehingga dapat diketahui secara real time, sehingga kemacetan dapat terhindarkan ketika salah satu dermaga tengah penuh. Kemudian, jika sudah terintegrasi, seharusnya kemacetan juga akan bisa terhindari.

"Kalau proses manual, perusahaan logistik menengah ke bawah, dia enggak punya sistem, ujung-ujungnya manual juga, booking manual segala macam, akhirnya visibility-nya juga berkurang gitu. Jadi kami coba perbaiki atau coba ditambahkan yang diinginkan apa," terangnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer forwarder.ai Stephanus Sugiharto menjelaskan bagi pelanggan yang memiliki atau membutuhkan aktivitas logistik multimoda dengan pengiriman antar pulau, penggunaan Forsis dan forwarder.ai pun dapat turut memangkas biaya.

"Nah, karena kami sudah mempunyai ekosistem pengiriman via container misalkan dengan harganya kompetitif, dari sana bisa langsung ada dampak efisiensinya secara cost door-to-door. Ya mungkin bisa dikatakan 15%-20% efisiensinya," tambahnya.

Dari sisi keamanan dan kerahasiaan data, forwarder.ai juga mengedepankan perlindungan data dengan kedua piihak terlebih dahulu menandatangani perjanjian non-disclosure agreement (NDA) atau perjanjian kerahasiaan.

forwarder.ai lanjutnya, menawarkan kompetensi berupa informasi yang dimiliki sebagai suatu ekosistem logistik dan dapat menyarankannya kepada pelanggan.

"Mungkin mudahnya begini, paling tidak, kami mau menjadi satu platform logistik, yang kompeten dan terpercaya. Kami bisa benar-benar menyajikan rute apa yang paling optimal, dengan pilihan pelayaran terbaik menurut kami, dan pengalaman kami, yang bisa kami sampaikan ini ke calon pengguna jasa," tuturnya.

Adapun, Stephanus menerangkan prinsip utama yang dibangun dalam forwarder.ai adalah keterbukaan, seperti harga pengiriman itu dapat langsung terlihat oleh pengguna. Dalam perjalanannya, keterbukaan ini membuka peluang yang tadinya pelanggan bahkan menjadi mitra.

"Tadinya kami pikir kami mendistrupsi, ketika memang langsung ke cargo owner, pastinya kami mendistripsi. Namun, dalam perjalanannya, malah kami bermitra, malah bersinergi seperti itu. Jadi enggak jarang yang tadinya pelanggan, sekarang jadi partner juga," tuturnya.

Selain Forsis, startup bidang logistik ini juga mengembangkan produk Forwarder Data Exchange (Fordex) berbasis API (Application Programming Interface).

Keberadaan Forsis dengan Fordex saling melengkapi karena memungkinkan layanannya terkoneksi satu sama lain, terutama dengan lokapasar milik Forwarder.ai.

Fordex sendiri memungkinkan integrasi pertukaran data antar sistem yang berbeda, sehingga ketika pelanggan sudah memiliki sistem tersendiri, Fordex dapat mengintegrasikannya dalam dashboard utama miliknya.

Menariknya, Forsis dan Fordex ini sudah siap untuk terintegrasi (API ready) dengan sistem pembayaran digital, sehingga pengguna maupun pelanggannya dapat membayar secara digital tak lagi melakukan transfer manual.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper