Bisnis.com, JAKARTA – Pasar perumahan Indonesia sekarang mendingin, dengan harga perumahan di 14 kota terbesar di negara itu turun 0,52 persen sepanjang tahun hingga kuartal II/2020.
Perkembangan ini mengikuti penurunan yoy sebesar 1,2 persen pada kuartal I/2020, kemudian berturut-turut 0,65 persen pada kuartal IV/2019, 1,68 persen pada kuartal III, 0,94 persen pada kuartal II, dan 0,36 persen pada kuartal I tahun lalu.
Menurut Global Property Guide, harga rumah mengalami penurunan tipis sebesar 0,02 persen q-o-q selama kuartal terakhir.
Meski harga hanya turun tipis, penjualan properti residensial secara keseluruhan turun tajam sebesar 25,6 persen pada kuartal II/2020 dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Hal tersebut menyusul penurunan sebesar 43,2 persen pada kuartal pertama tahun ini, menurut Bank Indonesia.
Pinjaman perumahan yang disalurkan oleh bank meningkat 3,5 persen y-o-y pada kuartal II/2020, merupakan perlambatan dari pertumbuhan tahunan sebesar 4,34 persen pada kuartal pertama tahun ini, 8 persen kuartal IV/2019, 8,1 persen kuartal III/2019, 12,8 persen kuartal II/2019, dan 15,7 persen pada kuartal pertama tahun lalu.
Baca Juga
Ekonomi Indonesia menyusut 5,32 persen pada kuartal II/2020 dari tahun sebelumnya, yang merupakan kontraksi pertama sejak krisis keuangan Asia 22 tahun silam, karena pengeluaran rumah tangga dan pertumbuhan investasi turun dengan cepat akibat wabah Covid-19.
Pada perkembangan selama 6 bulan terakhir atau sejak bisn is properti ditekan pandemi corona, diketahui bahwa kalangan pengembang telah menerapkan sejumlah stragei penjuualan untuk bertahan.
Sejauh ini residensial merupakan andalan untuk developer bertahan menjaga arus kas yang terus mengalami kemerosotan akibat daya belim masyarakat yang juga menurun.