Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk. menampik kabar yang menyebutkan bakal menjadi mitra untuk pembangunan kilang Bontang.
Kabar di pasar menyebutkan bahwa emiten berkode saham MEDC itu disebut-sebut bakal menggantikan Overseas Oil and Gas (OOG) yang memutuskan mundur dari proyek tersebut.
Pasalnya, MEDC memiliki cadangan minyak setelah akuisisi Ophir mencukupi untuk kebutuhan kilang Bontang yang memiliki kapasitas 300.000 barel per hari.
"Untuk bisnis migas, saat ini kami masih fokus di hulu," ujar Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro kepada Bisnis, Rabu (23/9/2020).
Hingga saat ini, PT Pertamina (Persero) masih memutuskan untuk mendunda proyek kilang Bontang karena mundurnya mitra strategis dari pembangunan proyek itu.
Kerja sama antara Pertamina dan OOG ditandatangani pada 10 Desember 2018 oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan ketika itu disaksikan oleh Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, serta Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Baca Juga
Terpilihnya OOG sebagai mitra, setelah melewati mekanisme seleksi mitra untuk grass root refinery (GRR) Bontang pada Januari 2018 lalu. OOG memenangi status mitra strategis dari beberapa kompetitor lain untuk menggarap proyek ini bersama Pertamina.
Setelah kerja sama dengan OOG sebagai mitra patungan mayoritas di GRR Bontang, Pertamina akan mendapatkan beberapa manfaat di antaranya mengoptimalkan belanja modal untuk melaksanakan ekspansi kilang lainnya dan program-program konstruksi, misalnya di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Tuban.
Pertamina juga akan membeli (offtake) bahan bakar yang diproduksi oleh GRR Bontang untuk kebutuhan dalam negeri, terutama bensin/gasoline, avtur, dan LPG.
Perjanjian kerangka kerja akan berlaku selama 12 bulan dan setelah dilakukan perjanjian kerangka kerja akan dilanjutkan dengan bankable feasibility study, kemudian studi engineering proyek kilang yang rencananya berlokasi dekat kilang Badak LNG.
Ignatius Tallulembang yang saat itu menjabat sebagai Direktur Megaproyek & Petrokimia Pertamina menjelaskan bahwa mitra yang terpilih untuk proyek itu menyatakan tidak dapat melanjutkan proyek tersebut sehingga pada saat ini proyek tersebut ditunda sambil mengkaji ulang.
"Kilang Bontang sempat jalan, cuma partner tidak bisa lanjutkan, kami hold dulu, kami kaji supply demand seperti apa. Kalau sudah clear akan kami bicarakan dengan stakeholder. Kami lihat perkembangan selanjutnya sesuai kebutuhan," jelasnya.