Bisnis.com, JAKARTA — ExxonMobil Indonesia menegaskan bahwa planned shutdown pada lapangan Banyu Urip dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd. merupakan bagian dari pemeliharaan rutin fasilitas dan proses tie-ins proyek Jambaran-Tiung Biru.
Proses penghentian pengoperasian direncanakan (planned shutdown) mulai 18 September 2020 dan akan dioptimasikan untuk selesai selama 9 hari sesuai dengan arahan SKK Migas.
"Shutdown ini sudah direncanakan, dijadwalkan, dan disetujui pada WP&B [work program and budget] sehingga tidak mempengaruhi target produksi," kata Azi N. Alam, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia kepada Bisnis, Selasa (22/9/2020).
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi produksi ExxonMobil Cepu per semester I/2020 tercatat 220.279 barel per hari (bph) atau 100,1 persen dari target APBN dan 105,6 persen dari target WP&B. Adapun, per 12 Agustus 2020, produksi Banyu Urip telah mencapai 228.000 bph.
Sementara itu, realisasi produksi siap jual atau lifting minyak per 30 Juni 2020 yakni sebesar 219.852 bph atau 99,9 persen dari target APBN dan 105,4 persen dari target WP&B.
Sebelumnya, salah satu strategi SKK Migas untuk mengejar target lifting tahun ini adalah optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan Banyu Urip menjadi 9 hari.
Baca Juga
"Kami terus berkoordinasi dengan SKK Migas guna memastikan proses ini dapat dilakukan dengan aman, andal, dan efisien," jelasnya.