Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDB Pertanian Indonesia Diperkirakan Turun di Semester Kedua, Apa Sebabnya?

Penurunan tersebut disebabkan oleh pergeseran musim panen yang terjadi lebih awal.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University Dwi Andreas Santosa memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian bakal menurun pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini.

Proyeksi pada kuartal III dan IV ini berbeda, jika dibandingkan dengan kuartal-kuartal sebelumnya, ketika sektor pertanian berkontribusi positif pada pertumbuhan PDB Indonesia.

"Pertumbuhan positif pada April-Mei-Juni karena pergeseran musim tanam, lalu bagaimana situasi di triwulan III dan IV? Saya pastikan pertumbuhan PDB sektor pertanian akan turun lagi, sedangkan secara year on year naik, tetapi kecil," kata Dwi dalam webinar di Jakarta, Kamis.

Sektor pertanian berkontribusi sebesar 15,46 persen pada struktur pertumbuhan PDB Indonesia pada triwulan II-2020. Nilai kontribusi ini meningkat jika dibandingkan dengan kuartal I/2020 sebesar 12,84 persen.

Pertumbuhan positif ini merupakan capaian yang bagus di saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi 5,3 persen pada kuartal II tahun ini. Sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan 2,19 persen (year on year).

Dwi menjelaskan bahwa meningkatnya PDB pertanian pada kuartal II/2020 karena terjadi pergeseran musim tanam yang mengakibatkan bergesernya panen raya yang jatuh pada Maret, April, Mei hingga Juni.

Sementara pada kuartal berikutnya tidak terjadi panen raya, membuat PDB pertanian diprediksi menurun.

Di sisi lain, Dwi menyebutkan bahwa perdagangan internasional sektor pangan tidak akan terganggu akibat pandemi Covid-19. Salah satu subsektor tanaman perkebunan, yakni kelapa sawit bahkan masih bisa mencatatkan kinerja positif dan konsisten.

"Ekspor kelapa sawit melonjak signifikan dua bulan terakhir, sehingga di pertengahan tahun pertama ini, ekspor sawit sudah mendekati US$10 miliar. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait gangguan perdagangan pangan internasional," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper