Bisnis.com, JAKARTA — Penyedia layanan medis Penang mendesak Pemerintah Malaysia untuk memikirkan kembali larangan menyeluruhnya terhadap pelancong yang datang dari sejumlah negara 'berisiko tinggi—karena keputusan memukul industri pariwisata medis di daerah tersebut.
Malaysia pertama kali mengumumkan larangan masuk bagi pemegang izin jangka panjang dari India, Indonesia, dan Filipina, yang kemudian diperluas hingga mencakup negara-negara dengan lebih dari 150.000 kasus virus corona.
Malaysia terpaksa memendam harapan untuk menarik sekitar 2 juta pelancong medis dari luar negeri tahun ini melalui kampanye Malaysia Year of Healthcare Travel 2020 karena adanya pembatasan perjalanan yang disebabkan pandemi.
Negara-negara dalam daftar larangan masuk ke Malaysia yang menjadi sumber utama untuk pariwisata medis Malaysia, adalah Indonesia yang menyumbang lebih dari 60 persen dari semua penjualan tahunan, Filipina, AS, Inggris, dan Bangladesh.
Pelaku industri pariwisata medis Penang berpendapat bahwa pemerintah perlu mempertimbangkan solusi lain untuk menggantikan larangan masuk tersebut.
Chan Kok Ewe, Ketua Pendiri Asosiasi Kesehatan Penang, seperti dikutip dari www.ttgasia.com menyarankan agar otoritas Malaysia membentuk sebuah wadah pemikir untuk merumuskan solusi yang lebih berkelanjutan untuk menangani krisis yang berkepanjangan.
Dia mengatakan bahwa otoritas kesehatan, ekonom, dan politisi harus duduk dan mendiskusikan jalan keluar terbaik dari masalah ini. Dulu, katanya, para ahli medis tahu bagaimana menangani tuberkulosis dan kusta.
“Jadi, mengapa kita tidak dapat melakukan sesuatu untuk mengatasi Covid-19 [sebelum vaksin ditemukan]? Kita harus menghadapinya. Jadi, mari kita temukan cara dan sarana terbaik untuk menghadapinya."
Dia menyarankan agar sebuah studi dilakukan untuk menemukan strategi yang memungkinkan wisatawan medis masuk ke negara itu tanpa membahayakan kesehatan masyarakat.
Mary Ann Harris, Direktur Eksekutif Penang Center of Medical Tourism, menuturkan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberlakukan prosedur standar operasional yang ketat seperti karantina dan pengujian Covid-19.
Alih-alih larangan menyeluruh, wisatawan medis diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari dan menunjukkan sertifikat Covid-19 negatif sebelum berangkat ke Malaysia.
Dia mengatakan bahwa pelajaran utama yang diajarkan pandemi kepada para pemangku kepentingan adalah perlunya mendiversifikasi pasar sumber dan tidak terlalu bergantung pada negara seperti Indonesia.
“Sangat penting untuk mencari pasar sumber lain. Kita dapat meniru kesuksesan kita di pasar Indonesia dengan melihat pasar lain yang memiliki kesamaan bahasa, seperti Singapura.”
Bulan lalu, Kepala Menteri Penang Chow Kon Yeow mengatakan bahwa negara telah menghentikan sementara semua kegiatan pariwisata medis sampai menyelesaikan serangkaian prosedur kesehatan dan keselamatan baru sehubungan dengan krisis virus corona.
Pada 2019, Malaysia menarik 1,3 juta turis medis yang masuk, dengan lebih dari setengahnya mencari perawatan di Penang. Malaysia adalah tujuan perjalanan perawatan kesehatan teratas di dunia berdasarkan volume.
Wisatawan medis ke negara itu menyumbang lebih dari 1,8 miliar ringgit (US$ 434 juta) dalam penerimaan rumah sakit dan 6,6 miliar ringgit sumbangsihnya terhadap ekonomi Malaysia tahun lalu.