Bisnis.com, BATAM - Biaya logistik di Batam lebih mahal dibandingkan dengan biaya logistik Jakarta ke Singapura, Badan Pengusahaan (BP) Batam menjanjikan penurunan biaya logistik mulai September 2020.
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi mengatakan pihaknya terus berupaya meminimalisir semua kendala yang menghambat hadirnya investasi di Batam.
Utamanya upaya memastikan biaya keluar masuk logistik dari dan ke Singapura kompetitif seperti daerah sejenis, baik daerah lain di Indonesia maupun negara tetangga lain di kawasan ASEAN.
Rudi meyakini, masalah tingginya harga perjalanan logistik kebutuhan bahan baku industri ini akan diselesaikan sampai akhir September 2020 mendatang.
"Sejak saya menjabat sebagai Kepla BP September 2019 lalu, permintaan penurunan biaya logistik ini sudah diajukan, Insyaallah September 2020 akan kita buktikan," ujar Rudi yang juga Wali Kota Batam itu Jumat (28/7/2020).
Saat ini, biaya pengiriman peti kemas 20 feet, pengusaha harus mengeluarkan biaya US$ 470 dengan perjalanan 3 jam. Sementara pengiriman barang dari Jakarta ke Singapura dengan ukuran yang sama, hanya membutuhkan biaya US$ 250 dengan perjalanan mencapai 3 hari.
Presiden Direktur PT. Sat Nusapersada, Abidin Hasibuan menuturkan, mahalnya biaya logistik keluar masuk Batam sangat mempengaruhi pilihan investor untuk berinvestasi. Sehingga upaya untuk membuatnya kompetitif dengan daerah perdagangan sejenis dengan Batam harus segera dilkukan.
"Investor banyak memiliki perbandingan, walaupun Batam punya FTZ yg memang menarik, tapi mereka tetap membandingkan dengan daerah lain. Mereka akan melihat faktor safety, kemudian cost. Biaya logistic kita sangat mahal tidak masuk akal, hal inilah yang perlu kita sikapi," kata Abidin.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian, Susiwijono menuturkan, tingginya biaya logistik di Batam ini adalah masalah klasik dan merupakan masalah mendasar yang menjadi pertimbangan investor.
Keluhan yang disampikan dunia usaha, kata Susiwijono lagi, menjadi pengingat bagi pemerintah pusat untuk segera mengambil langkah taktis.
"Masalah klasik itu harus diselesaikan betul. Kita berkomitmen bulan September selesai soal biaya logistic, dengan komponen yang mempengaruhinya. Masalah competitiveness di Batam, selain logistic cost, ada juga soal keamanan dan kepastian regulasi investasi dan jaminan keamanan. Apa yg bisa kita kerjakan akan kita kerjakan," kata Susiwijono.