Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo 1 Cabang Dumai akan terus memperluas pasar marine services yang selama ini menjadi bisnis unggulan, guna menggenjot kinerja perseroan tahun ini.
General Manager Pelindo 1 Cabang Dumai, Jonedi Ramli menyatakan bahwa selama kurun waktu semester I / 2020, perusahaan mencatatkan trafik kunjungan kapal sebanyak 1.796 call atau 15.753.386 Gross Tonnage (GT), untuk di pelabuhan umum dan terminal khusus (Tersus) serta Terminal untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
“Pendapatan usaha Pelabuhan Dumai sampai dengan semester I tahun ini sebesar Rp271,74 miliar, dengan salah satu bisnis unggulannya yakni marine services, baik di pelabuhan umum maupun di tersus/TUKS seperti: Kawasan Industri Dumai (KID), Lubuk Gaung, dan Pertamina," ujarnya melalui siaran pers, Rabu (26/8/2020).
Menurutnya Kawasan Lubuk Gaung menjadi kawasan potensial yang terus diupayakan untuk memperluas pasar marine services dengan gencar melakukan kerja sama serta pendekatan kepada para agen dan pemilik TUKS.
"Selain marine services, layanan unggulan di Pelabuhan Dumai yaitu layanan bongkar muat curah kering dan curah cair,” jelasnya.
Sementara itu, untuk layanan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Dumai mengalami peningkatan yang signifikan. Sampai dengan semester I / 2020, Pelabuhan Dumai melayani bongkar muat peti kemas 6.675 box, naik 72,89 persen dibandingkan periode sama 2019 sebesar 3.861 box.
Baca Juga
Angka tersebut setara dengan 7.253 TEUs, naik 79,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar 4.037 TEUs.
Jonedi Ramli menerangkan bahwa untuk mendongkrak kinerja, berbagai upaya telah dilakukan Pelindo 1 Cabang Dumai.
Sejumlah langkah itu antara lain meliputi upaya meningkatkan market share untuk marine services di tersus/TUKS melalui kerja sama dengan perusahaan pelayaran dan pemilik dermaga, lalu melakukan penyesuaian tarif pelayanan kapal, meningkatkan market share UBM (Usaha Bongkar Muat) dengan sistem tarif paket.
Selain itu meningkatkan market share jasa lainnya dengan metode paket port to door service atau sebaliknya, meningkatkan tingkat kesiapan alat melalui kerja sama operation and maintenance, kerjasama handling cargo di TUKS, melakukan penyesuaian tarif persewaan lahan, serta melakukan penyesuaian untuk sharing atas penggunaan aset persewaan.
“Sedangkan untuk memacu kinerja Pelabuhan Dumai, kami terus mengoptimalkan peluang-peluang bisnis baru," ujarnya.
Sejumlah peluang bisnis baru yang bisa dioptimalkan itu antara lain seperti pemanfaatan aset-aset yang dimiliki Pelindo 1 untuk area depo peti kemas dan container storage, pengoperasian jembatan Sungai Dumai dengan melakukan kerja sama dengan BUMD, pengoperasian terminal peti kemas internasional dan depo.
"Serta pemanfaatan Reception Facilities yang akan bekerja sama dengan perusahaan pengelola limbah untuk penanganan limbah dari kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Dumai dan limbah yang dihasilkan Pelabuhan Dumai,” jelas Jonedi.
Pelabuhan Dumai menjadi salah satu Pelabuhan yang memiliki terminal curah cair terbesar di Indonesia dengan throughput CPO tertinggi di Indonesia, yang memiliki tiga dermaga yakni Dermaga A sepanjang 348 meter untuk general cargo dan 20 meter untuk pelabuhan penumpang, Dermaga B sepanjang 800 meter untuk terminal curah cair, serta Dermaga C sepanjang 700 meter untuk kapal kontainer dan komoditi curah kering.
Saat ini berbagai fasilitas dan peralatan yang berada di Pelabuhan Dumai, di antaranya 9 Kapal Pandu, 12 Kapal Tunda, 3 Forklift, 4 Mobile Crane, 1 Reach Stacker, 4 Excavator, 10 Loader, dan 8 Dump Truck.
Komoditas dominan untuk curah cair di Pelabuhan Dumai yaitu Crude Palm Oil (CPO) yang diekspor ke India, China, dan Eropa. Sedangkan untuk curah kering yaitu Palm Kernel Ekspeller (PKE) dan Palm Kernel Shell (PKS) yang banyak diekspor ke Asia Timur dan Eropa.