Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Cacat APBN 2019 Versi Gerindra

Gerindra menyoroti tujuh asumsi makro yang meleset dari penetapannya pada APBN 2019.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU APBN tahun anggaran 2021 beserta nota keuangannya pada masa persidangan I DPR tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU APBN tahun anggaran 2021 beserta nota keuangannya pada masa persidangan I DPR tahun 2020-2021 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA - Meski diganjar opini wajar tanpa pengecualian (WTP), pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2019 mendapat banyak catatan dari DPR.

Anggota DPR dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan mengatakan bahwa merujuk kepada indikator asumsi dari 7 indikator asumsi dasar ekonomi makro hanya 2 indikator yang mencapai target yaitu indikator inflasi dan nilai tukar rupiah.

"Namun 5 indikator asumsi ekonomi makro meleset. Untuk kita ketahui secara umum dapat dikatakan bahwa capaian realisasi dari asumsi pada APBN tahun 2019 meleset dari target yang ditetapkan," kata Heri, Selasa (18/8/2020).

Seperti diketahui, ekonomi Indonesia pada tahun 2019 hanya tumbuh 5,02 persen lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2019. Padahal jika dibandingkan dengan RPJMN seharusnya ekonomi Indonesia seharusnya mencapai 8 persen .

Heri menyayangkan sikap pemerintah cenderung menyalahkan gejolak ekonomi eksternal dan ekonomi global sebagai biang kerok melorotnya kinerja perekonomian domestik. Padahal, porsi ekonomi eksternal dan ekonomi global dalam struktur PDB Indonesia tidaklah signifikan.

Capaian tersebut menurutnya juga kurang memenuhi ekspektasi rakyat. Bertambah besarnya anggaran pembangunan ternyata belum mampu mendatangkan perbaikan fundamental ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Yang terjadi malah sebaliknya penurunan jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya sebesar yang mencapai 5,17 persen," jelasnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper