Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deutsche Bank Setop Kucurkan Pinjaman untuk Proyek Tambang Berbasis Fosil

Mengutip keterangan resminya, Deutsche Bank berkomitmen untuk merevisi kebijakan pendanaan di bisnis bahan bakar fosil yang meliputi pembiayaan di pasar modal.
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor
Kantor Deutsche Bank di London/Reuters-Luke MacGregor

Bisnis.com, JAKARTA - Deutsche Bank mengumumkan untuk menyetop pemberian kucuran dana untuk proyek-proyek tambang batu bara dan proyek minyak dan gas bumi.

Mengutip keterangan resminya, Deutsche Bank berkomitmen untuk merevisi kebijakan pendanaan di bisnis bahan bakar fosil yang meliputi pembiayaan di pasar modal.

Lebih lanjut, Deutsche Bank mengumumkan untuk mengakhiri kegiatan bisnis globalnya dalam penambangan batu bara paling lambat hingga 2025. Hal itu sebagai upaya mendorong transformasi menuju ekonomi yang berkelanjutan.

CEO Deutsche Bank Christian Sewing mengatakan, kebijakan pada bahan bakar fosil yang baru memberikan kerangka kerja yang lebih ketat untuk kegiatan bisnis di sektor minyak, gas, dan batu bara.

"Ini akan memungkinkan kita untuk memainkan peran kita dalam melindungi iklim dan membantu Uni Eropa untuk menciptakan iklim yang lebih baik pada 2050," jelasnya.

Deutsche Bank berkomitmen untuk tidak membiayai proyek pembangkit listrik tenaga batu bara untuk perusahaan energi yang memiliki portofolio bisnis pada batu bara lebih dari 50 persen.

Kebijakan pembiayaan hanya akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki rencana diversifikasi yang kredibel ke depannya.

Sementara itu, untuk proyek migas, Deutsche Bank tidak akan memberikan kucuran dana untuk proyek-proyek di negara yang memiliki masalah kelangkaan cadangan air.

Adapun, proyek-proyek yang disorot adalah proyek migas baru di wilayah Arktik dan proyek minyak pasir baru yang melibatkan kegiatan eksplorasi, produksi, transportasi atau pengolahan.

"Selanjut, Deutsche Bank akan meninjau secara berkala terhadap seluruh bisnis global di sektor migas pada akhir 2020," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper