Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kata Gapensi, Kontraktor Kecil Juga Butuh Jaringan Pengaman

Anggota Gapensi tidak ada yang dilibatkan dalam program padat karya Tunai Kementerian PUPR, dan tidak mendapatkan program jaring pengaman apa pun.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) mengunjungi pembangunan jalan program padat karya tunai di Kampung Kokoda, Distrik Sorong Manoi, Sorong, Papua Barat Jumat (13/4/2018)./Antara-Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (kiri) mengunjungi pembangunan jalan program padat karya tunai di Kampung Kokoda, Distrik Sorong Manoi, Sorong, Papua Barat Jumat (13/4/2018)./Antara-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor skala kecil yang menjadi anggota Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia mengaku juga membutuhkan jaring pengaman agar tidak jatuh terlalu dalam akibat pandemi Covid-19.

Wakil Sekjen II Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Errika Ferdinata mengaku program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dijalankan pemerintah bertujuan memberi jaring pengaman bagi masyarakat, tapi tidak dirasakan langsung oleh kontraktor.

"Artinya tidak ada program jaring pengaman untuk kontraktor kecil, memang ada program padat karya tunai, tapi kami tidak dilibatkan, padahal kami butuh bantalan saat jatuh akibat pandemi ini," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (24/7/2020).

Errika mengaku pihaknya sudah menyampaikan aspirasi tentang perlunya jaring pengaman bagi kontraktor kecil dan pelibatan dalam program padat karya tunai ini kepada Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Permintaan itu disampaikan saat berdiskusi pada masa awal-awal pandemi Maret 2020. Pada saat itu, katanya, Menteri Basuki mengatakan bahwa masukan dan saran itu akan dibahas di kementerian.

Namun, sampai 4 bulan sejak pandemi Covid-19 di Tanah Air, anggota Gapensi tidak ada yang dilibatkan dalam program PKT Kementerian PUPR, dan tidak mendapatkan program jaring pengaman apa pun.

"Kalau ada pun ya, keringanan pajak. Itu kan sifatnya hanya menekan beban tapi tidak menambah pendapatan. Padahal, yang masalah saat ini adalah tidak ada pendapatan dan tidak ada pekerjaan," ujarnya.

Saat ini sebagian anggota Gapensi, hanya berusaha bertahan dengan kondisi yang ada. Bagi yang kuat kondisi keuangannya, mereka akan memilih untuk tinggal di rumah dan karyawan mendapatkan bayaran gaji minimal, sedangkan yang tidak kuat, memilih untuk menutup perusahaan serta karyawannya diberhentikan.

Errika mengaku belum ada data resmi berapa jumlah anggota Gapensi yang menutup perusahaannya. Untuk mengetahui hal itu, bisa dilihat pada saat proses pendaftaran ulang keanggotaan tahun depan.

"Saat ini anggota kami jumlahnya sekitar 30.000 perusahaan. Saat proses pendaftaran ulang tahun depan nanti akan ketahuan berapa yang daftar ulang dan masih survive, berapa yang sudah tutup atau ganti usahanya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arif Gunawan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper