Bisnis.com, JAKARTA - Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI memperkirakan dampak langsung resesi ekonomi Singapura terhadap Indonesia relatif terbatas.
Seperti diketahui, ekonomi Singapura mengalami resesi di kuartal II/2020, setelah produk domestik bruto (PDB) negara tersebut mengalami kontraksi
sebesar 41,2 persen (quarter-on-quarter/qtq) atau tumbuh -12,6 persen (year-on-year/yoy).
Penurunan output terbesar terjadi di sektor konstruksi, yang turun 95,6 persen qtq dan tumbuh -54,7 persen yoy.
"Walaupun Singapura mengalami resesi di triwulan II/2020, ekspor Indonesia ke Singapura pada triwulan tersebut meningkat dibandingkan pada triwulan I/2020," ungkap ekonom dari IKS Universitas Kebangsaan, Minggu (19/7/2020).
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia ke Singapura meningkat US$137,3 juta atau 29,27 persen dari US$468,7 juta pada Mei 2020 menjadi US$606 juta pada Juni 2020.
Secara akumulasi, nilai ekspor mencapai US$4,6 miliar atau 6,36 persen dari total ekspor Indonesia ke seluruh negara pada Januari-Juni 2020.
Eric memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan mengalami kontraksi -1 persen pada 2020 dan kembali tumbuh sebesar 4,8 persen pada 2021.