Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Perjalanan Dinas Capai Rp4,1 Triliun, Ini Harapan INACA

INACA menyampaikan harapannya terkait dengan kebijakan pemerintah yang mengalokasikan perjalanan dinas PNS Rp4,1 triliun.
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Sejumlah pesawat terpakir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (24/4/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah memberi insentif industri penerbangan berupa pemerintah yang mengalokasikan perjalanan dinas PNS sebesar Rp4,1 triliun dinilai dapat membantu kegiatan penerbangan jika tepat sasaran.

Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mengatakan pihaknya sangat mengharapkan kebijakan ini dapat berjalan sesuai sasarannya, sehingga dapat membantu kinerja bisnis penerbangan kembali pulih secara bertahap.

"Ya saya harap alokasi perjalanan Dinas itu membantu menaikan kegiatan penerbangan," terangnya kepada Bisnis.com, Minggu (19/7/2020).

Lebih lanjut, dia mengatakan secara prospek industri penerbangan terutama operatornya yakni maskapai ke depan secara bertahap akan pulih sejalan dengan harapan pengendalian Covid-19.

Denon memproyeksikan kondisi penerbangan mulai membaik dari sisi pergerakan setelah pemerintah merevisi tingkat okupansi maksimal maskapai sebesar 70 persen dibandingkan dengan pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dia menyebutkan aktivitas pergerakan paling nampak terjadi di bandara-bandara utama seperti Bandara Soekarno-Hatta. Sejauh ini, dengan meningkatnya frekuensi penerbangan sejumlah aktivitas bisnis sudah berangsur membaik. Denon memastikan prosedur bagi penumpang pesawat juga lebih ketat dalam melengkapi sejumlah persyaratan dan prosedur pencegahan Covid-19.

“Aktivitas itu terakhir di bawah lima persen, sekarang sudah 25 persen di bandara utama. Bukan di wilayah-wilayah ya,” jelasnya.

Kendati demikian, Denon yang juga CEO Whitesky Aviation menyampaikan dampak pandemi Covid-19 juga turut memukul bisnis sewa helikopter.

Hal ini juga terlihat dari banyaknya helikopter yang terparkir di sejumlah bandara. Jumlah helikopter yang lepas landas dan terbang jauh berkurang di heliport.

Menurutnya sejumlah aktivitas sewa menyewa helikopter yang masih berjalan utamanya karena memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan tambang yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

"Kami ada beberapa perusahaan yang masih punya long term kontrak sampai 5 tahun ke depan alhamdulillah masih berjalan di perusahaan tambang. Jadi untuk kegiatan support operation dari pertambangan ini masih berjalan," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper