Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mendukung penggunaan inovasi uji diagnosis cepat (rapid diagnostic test/RDT) berupa RI-GHA 19 yang bermanfaat untuk calon penumpang pesawat pada masa pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengapresiasi inovasi kesehatan uji diagnosis cepat untuk mendeteksi Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM) yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan Covid-19. RI-GHA 19 sangat bermanfaat bagi masyarakat umum, dan khususnya bagi calon pengguna jasa transportasi udara.
“Sungguh membanggakan dan sangat bermanfaat bagi masyarakat umum, dan secara khusus bagi pengguna jasa transportasi. Inovasi-inovasi seperti ini perlu didukung penuh,” kata Novie dalam siaran pers, Minggu (18/7/2020).
Dia menjelaskan RI-GHA 19 merupakan inovasi yang dikembangkan melalui kerja sama antara Tim peneliti Indonesia dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di bawah pimpinan Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sofia Mubarika Haryana.
RI-GHA 19, lanjutnya, merupakan alat Rapid Diagnostic Non-PCR yang dapat digunakan untuk skrining. Selain itu dapat digunakan pula untuk memonitor OTG, ODP, PDP, atau post infeksi. Adapun, RI-GHA 19 dapat dilakukan di mana saja.
Pihaknya berharap inovasi-inovasi dalam bidang kesehatan untuk memerangi virus corona terus dikembangkan agar penularan virus corona dapat ditekan lebih cepat dan mudah. Lahirnya inovasi anak bangsa tersebut juga diharapkan dapat membantu pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan dalam menangani virus corona.
Baca Juga
“RI-GHA 19 tentu lebih murah dan mudah digunakan. Kami berharap kehadiran inovasi tersebut dapat turut menekan penularan virus corona dan turut membantu pemerintah memerangi virus corona,” ujarnya.
Sebelumnya, Kemenhub meminta seluruh stakeholder penerbangan, termasuk maskapai, untuk menciptakan penerbangan yang selamat, aman, dan sehat pada masa pandemi Covid-19 untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai hal tersebut perlu dilakukan untuk membangkitkan industri penerbangan nasional. Terlebih, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa di masa adaptasi kebiasaan baru masyarakat bisa bisa tetap produktif dan tetap aman dari penularan Covid-19, termasuk dalam penerbangan.