Bisnis.com, JAKARTA - Industri galangan kapal diklaim masih belum merata lantaran sebagian besar berada di kawasan barat Indonesia, sehingga turut memengaruhi aktivitas dan efisiensi pengangkutan barang antar wilayah Nusantara.
Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan industri galangan kapal merupakan salah satu mata rantai penting dalam industri maritim yang sangat mempengaruhi sistem logistik nasional.
"Salah satu permasalahannya adalah penyebaran yang tidak merata. Galangan kapal, misalnya, sebanyak 88 persen berada di kawasan barat dan 12 persen di kawasan timur Indonesia," jelasnya, Rabu (15/7/2020).
Ketidakmerataan penyebaran galangan merupakan salah satu contoh masalah ketidakmerataan infrastruktur logistik yang mempengaruhi aktivitas dan efisiensi pengangkutan barang antar wilayah di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap pengembangan industri galangan dengan insentif fiskal maupun non-fiskal, misalnya pengurangan atau penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) dan bea masuk (BM). Selain itu, pemerintah perlu mendorong dukungan berbagai pihak, termasuk perbankan.
Masalah ketidakmerataan infrastruktur dan industri pendukungnya berdampak terhadap ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi wilayah yang dapat dilihat dari distribusi dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga
Pada 2019, PDB masih terpusat di Jawa (59,00 persen) dan Sumatera (21,32 persen), diikuti Kalimantan (8,05 persen), Sulawesi (6,33 persen), Bali dan Nusa Tenggara (3,06 persen), serta Papua (2,24 persen).
Setijadi menjelaskan di wilayah-wilayah yang memiliki pertumbuhan ekonomi rendah, pemerintah harus mengimplementasikan paradigma ship promotes the trade.
"Pembangunan infrastruktur, termasuk infrastruktur logistik, dilakukan untuk mengembangkan wilayah-wilayah pertumbuhan baru," imbuhnya.