Bisnis.com, JAKARTA – Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu indonesia (Gakoptindo) menyiapkan dua alternatif pertumbuhan produksi dalam jangka pendek.
Adapun, volume produksi akan berakselerasi pada 2021 karena pembangunan Rumah Produksi Tempe Tahu pada tahun ini.
Pihaknya optimisitis, volume produksi diramalkan dapat tumbuh di kisaran 5-10 persen pada akhir 2020. Sayangnya jika bernasib buruk, asosiasi memperkirakan volume produksi akan stagnan atau sama dengan realisasi 2019.
Namun demikian, asosiasi optimistis pertumbuhan volume produksi pada akhir 2020 akan berakselerasi.
"Akhir tahun ini ada peningkatan [volume produksi], paling tidak seperti [tahun lalu]. Kalau [permintaan] kemali seperti normal, [volume produksi] bisa naik 5-10 persen. [Tapi,] tahun depan [volume produksi] bisa meningkat minimal 10-20 persen," ujar Ketua Gakoptindo Aip Syarifudin kepada Bisnis, Selasa (14/7/2020).
Aip menyatakan akselerasi pada 2021 disebabkan oleh pembangunan Rumah Produksi Tempe Tahu pada tahun ini. Menurutnya, Rumah Produksi Tempe Tahu akan berfungsi sebagai rumah produksi bersama.
Baca Juga
Dengan kata lain, Rumah Produksi Tempe Tahu akan memiliki fasilitas produksi yang dapat digunakan secara bersama.
Artinya, fasilitas tersebut dapat memiliki dua fungsi yakni menekan biaya produksi dan memudahkan pertumbuhan volume industriawan tempe tahu di dalam negeri.
Fasilitas tersebut merupakan hasil dari pertemuan asosiasi dengan Presiden pada akhir kuartal I/2020. Aip berencana akan membangun beberapa rumah produksi tersebut di Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sumatra.
"Sudah ada beberapa [Rumah Produksi Tempe Tahu] yang berdiri seperti Bogor, Yogyakarta, Cianjur, dan Bandung. Selanjutnya akanada di Banten, Sumatra, dan Kalimantan," ucapnya.
Aip menyatakan dampak pemangunan Rumah Produksi Tempe Tahu seharusnya pertumbuhan volume produksi sudah akan terjadi pada paruh kedua 2020.
Namun demikian, Aip merevisi ramalan tersebut menjadi pada kuartal IV/2020.
Aip menyampaikan pihaknya sudah bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM terkait fasilitas pembiayaan dan Kementerian Perindustrian terkait standarisasi produksi.
Saat ini, pihaknya sudah mendapatkan pinjaman berbunga murah dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( LPDB-KUMKM).