Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

900 Warga di Timor Tengah Selatan NTT Nikmati Listrik PLN

PLN kembali melakukan penyambungan listrik di daerah sulit dijangkau. Kali ini 900 warga di empat desa di Kecamatan Kokbaun, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Desa Niti, Desa Sabnala, Desa Koloto, dan Desa Lotas dapat menikmati listrik PLN.
Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik. Kalau ada pohon di bawah jaringan, harus sering dirabas agar tidak mengganggu aliran listrik. Kalau ada gangguan lapor ke PLN, jangan diperbaiki sendiri karena berbahaya. /BISNIS.COM
Petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik. Kalau ada pohon di bawah jaringan, harus sering dirabas agar tidak mengganggu aliran listrik. Kalau ada gangguan lapor ke PLN, jangan diperbaiki sendiri karena berbahaya. /BISNIS.COM

Bisnis.com, JAKARTA - PLN kembali melakukan penyambungan listrik di daerah sulit dijangkau. Kali ini 900 warga di empat desa di Kecamatan Kokbaun, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yaitu Desa Niti, Desa Sabnala, Desa Koloto, dan Desa Lotas dapat menikmati listrik PLN.

"Kami terus berkomitmen untuk menghadirkan listrik hingga ke seluruh pelosok Tanah Air. Listrik untuk semua," ujar General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Agustinus Jatmiko melalui keterangan tertulis, Senin (13/7/2020).

Untuk mengalirkan listrik ke empat desa tersebut, PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 14 kms (kilometer sirkit), jaringan yegangan rendah (JTR) 21 kms, dan 5 buah gardu dengan total kapasitas 250 kilo volt ampere (kVA).

Akses jalan yang berlumpur, serta medan berat berhasil dilalui dalam proses pembangunan jaringan listrik ke Kecamatan Kokbaun.

"Terkadang petugas kami harus berputar lewat jalur lintas selatan melewati Kabupaten Malaka. Namun, hal tersebut tentu bukan menjadi hambatan tetapi menjadi tantangan dengan semangat energi optimisme menerangi Nusantara," kata Agustinus menambahkan.

Camat Kokbaun Wilgo Nenometa berharap kehadiran listrik dapat membuat warga lebih produktif dan meningkatkan perekonomiannya.

"Warga bisa lebih hemat karena sebelumnya warga mengunakan lampu pelita untuk penerangan di malam hari, dengan biaya setiap bulan sekitar Rp100.000. Namun sejak listrik menyala warga membeli token Rp50.000 dan sampai sekarang belum beli lagi token. Selain itu untuk kegiatan ibadat gereja dengan membeli BBM di Betun Rp200.000 per bulan dan sekarang token Rp200.000 belum habis digunakan,” katanya.

Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun mengharapkan masyarakat ikut serta menjaga aset milik PLN agar listriknya tetap menyala. "Kalau ada pohon di bawah jaringan, harus sering dirabas agar tidak mengganggu aliran listrik. Kalau ada gangguan lapor ke PLN, jangan diperbaiki sendiri karena berbahaya."

Hingga saat ini rasio desa berlistrik Kabupaten Timor Tengah Selatan telah mencapai 96,04 persen dan untuk desa berlistrik Provinsi NTT telah mencapai 94,09 persen hingga Juni 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper