Bisnis.com, JAKARTA – Krisis akibat pandemi Covid-19 ini telah memberikan guncangan mendalam bagi para pelaku UMKM, tak terkecuali para pelaku usaha mikro seperti toko dan warung kelontong.
Pembatasan aktivitas masyarakat serta perubahan perilaku konsumen mengenai persepsi atas kebersihan dan higienitas tempat berbelanja, turut menekan pendapatan para pemilik toko dan warung.
Dalam rangka percepatan pemulihan usaha UMKM khususnya sektor ritel tradisional, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik Indonesia berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA memulai inisiatif Gerakan Toko Bersama (Bersih, Sehat, Maju) pada Senin (29/6/2020).
Gerakan Toko Bersama akan menjadi konsorsium sosial dari sejumlah perusahaan swasta, yang dikelola secara independen, yang saat ini sedang diupayakan dibentuk bersama QASA untuk mempercepat perlindungan dan pemulihan usaha UMKM terdampak Covid-19.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari Call Center Kemenkop UKM terdapat 236.980 UMKM terdampak. Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan atau permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33 persen.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sangat mengapresiasi gerakan ini sebagai salah satu solusi untuk bertahan di saat krisis, sekaligus meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha pemilik warung tradisional dalam memasuki kenormalan baru (new normal). Cara awalnya yaitu dengan SOP yang bersih, sehat dan aman di toko kelontong.
Baca Juga
“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit. Gerakan Toko Bersama diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di tanah air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,” jelasnya.
Untuk mendukung dan memfasilitasi ‘Gerakan Toko Bersama’, Ketua UKM Center FEB UI, T.M. Zakir Sjakur Machmud menyambut baik kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi antara dunia usaha, pemerintah dan universitas guna memberdayakan UMKM, khususnya peritel tradisional.
“Seperti diketahui, sektor ritel merupakan salah satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional dan yang menyerap banyak tenaga kerja cukup banyak. Sesuai dengan kapasitas kami, kami siap membantu mensukseskan gerakan ini demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu, Managing Director QASA Joko Wiyono, mengatakan dalam gerakan ini, pihaknya bersama mitra kolaborasi akan membentuk peta jalan untuk pengembangan yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru.”
Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability Coca-Cola Amatil Indonesia mengatakan gerakan ini menjadi salah satu bentuk kepedulian dan dukungan kepada pemerintah dan mitra usaha agar dapat terus menggerakkan roda perekonomian, khususnya pada sektor mikro yang sangat terdampak oleh Covid-19.
“Sebagai wujud apresiasi kami kepada mitra usaha kami, kami berkomitmen untuk selalu mendukung mitra kami; beberapa waktu lalu kami pun telah memberikan fasilitas pengaman berupa tirai plastik untuk kasir kepada 50 ribu toko dan warung kelontong, saat ini kami pun sedang menyiapkan inisiatif lainnya,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Gerakan Toko Bersama akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan kehidupan normal baru melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis dan diakses di laman resmi gerakan.
Tujuan tahap awal ini adalah untuk memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat untuk berbelanja di toko dan warung kelontong sekaligus membantu upaya pemerintah dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
Pada tahap berikutnya, ‘Gerakan Toko Bersama’ akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM.