Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Garam Nasional Diprediksi Turun Tahun Ini

Rentang waktu musim panas yang lebih pendek dibandingkan dengan tahun lalu, diperkirakan mempengaruhi volume produksi garam nasional pada 2020.
Ilustrasi/Antara-Zabur Karuru
Ilustrasi/Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi garam nasional pada tahun ini diperkirakan mengalami penurunan sebesar 30 persen. 

Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Rakyat Indonesia Jakfar Sodikin mengatakan produksi garam sepanjang tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan dari tahun lalu yakni hanya sekitar 2 juta ton

"Bisa sampai 30 persen atau diperkirakan produksi hanya sekitar maksimal di 2 juta ton," ujarnya kepada Bisnis, Senin (29/6/2020).

Adapun total produksi garam pada tahun lalu mencapai 2,7 juta ton. Penurunan produksi garam ini dikarenakan musim hujan yang lebih lama dan musim kemarau yang lebih pendek dibandingkan dengan tahun lalu. 

"Jadi ini yang menyebabkan penurunan produksi garam," katanya. 

Dia berharap adanya ketentuan harga beli garam. Saat ini harga garam lebih rendah dibandingkan dengan harga garam di tahun 2018 yang mencapai Rp1.700 per kilogram. 

"Sekarang sekitar Rp1.500 per kilogram. 

Permintaan itu (kenaikan harga garam) sudah selama dua tahun ini tidak didengar oleh pemerintah," tutur Jakfar. 

Adapun sebelumnya, Kementerian Perindustrian terus mendorong sektor industri berperan dalam peningkatan produksi dan kualitas garam nasional. 

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan  hal ini sejalan dengan kebutuhan garam yang semakin meningkat di pasar domestik, baik untuk garam industri maupun konsumsi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 88 Tahun 2014 tentang Peta Panduan (Road Map) Pengembangan Klaster Industri Garam, garam dibagi menjadi dua kategori, yaitu garam konsumsi dan garam industri. 

Garam konsumsi adalah garam yang digunakan untuk konsumsi masyarakat atau dapat diolah menjadi garam rumah tangga.

Lalu, garam industri adalah garam yang digunakan sebagai bahan baku atau bahan penolong yang digunakan pada proses produksi pada industri kimia, aneka pangan, farmasi, perminyakan, penyamakan kulit dan water treatment.

Garam industri yang digunakan tersebut memiliki spesifikasi teknis yang berbeda-beda bergantung pada jenis industrinya.

“Dengan tren kebutuhan garam yang terus naik, perlu upaya ekstra untuk meningkatkan produksi nasional baik dari sisi kapasitas maupun kualitasnya,” ujarnya, Senin (29/6/2020).

Pasokan garam lokal untuk konsumsi tidak lepas dari sumbangsih industri pengolahan skala kecil menengah. Pihaknya berharap peningkatan produksi garam nasional dari baseline tahun 2019 sebesar 2,8 juta ton menjadi 3,5 juta ton pada tahun 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper